Hal ini dipertegas dengan sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada Bulan Sya`ban tepatnya pada tanggal ketiga belas. Abu Hatim Al-Bustiy berkata, kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari.Â
2. Rekapitulasi Amal Manusia periode 1 tahun terakhir.Â
Imam Nasa`i meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassallam, "Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Sya`ban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?' kemudian Rasul menjawab, "Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa."
Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan memberikan pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini akan memberi nilai psikologis yang tinggi.Â
3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah SAWÂ
Pada bulan Sya'ban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.
Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya'ban adalah bulan shalawat. Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan.Â
Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam kitabnya  Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya'ban tahun ke-2 hijriyah.Â
Dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah bahwa ayat itu berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca salawat, turun di Bulan Sya`ban. Karenanya, bulan Sya`ban dinamai pula dengan Syahrus Sholawaat (bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.Â
Pada malam Nisfu Sya'ban rahmat Allah SWT ditebarkan di atas bumi untuk manusia yang saat itu beribadah, bermunajat, dan bertafakkur kepada Sang Pencipta. Bagi hamba yang memohon ampun dari dosa-dosanya sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan, tak terhingga, maka ia akan diampuni semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H