Kini perjuangan Deng Jia Xi sudah berakhir, dia telah mati ditembak oleh aparat militer. Saat meninggal, dia mengenakan kaos hitam bertuliskan "EVERYTHING WILL BE OK" dan meninggalkan pesan yang bertulis meminta agar organnya tubuhnya kelak didonasikan untuk orang yang membutuhkan.Â
Lantaran sikap berani dan tulus hatinya yang begitu menyentuh, tagar "Rest in Peace" dan "Rest in Power" untuknya pun menjadi ramai dituliskan netizen di media sosial Twitter.
Namun kepergiannya kepangkuan pencipta, tidak bisa menghentikan serangan rezim militer ke masyarakat sipil. Demonstrasi itu terus dilakukan dengan semangat perjuangan untuk mendapatkan keadilan di negaranya. Seperti bahasa demontran perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H