Karawang, 3 Agustus 2024 - Usaha mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. UMKM ini merupakan salah satu sektor usaha yang dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat dengan memproduksi produk lokal. Permasalahan utama yang sering dihadapi UMKM di era digitalisasi saat ini, yaitu masih kurangnya pengetahuan tentang internet dari sumber daya manusia dan teknologi yang belum merata sehingga untuk menghadapi tantangan tersebut harus adanya pendampingan dan edukasi kepada para pelaku UMKM yang menginginkan perubahan.
Batok kelapa atau tempurung kelapa merupakan bahan baku pembuatan arang batok yang biasanya sering kali dibuang begitu saja. Padahal, batok kelapa tersebut bisa dijadikan sebagai bahan baku mentah untuk diolah menjadi arang yang menghasilakan produk bernilai tinggi dan dapat dijual dipasaran. Di Desa Karangtanjung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang terdapat UMKM Arang Batok yang memiliki potensi ekspor yang besar. Mahasiswa KKN UNSIKA melakukan kegiatan pendampingan terhadap UMKM Arang Batok di Desa Karangtanjung.
Selaku PIC Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital Mahasiswa KKN UNSIKA, Fahri Rausyan Agsanu, mengatakan "kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan produk lokal khususnya di Desa Karangtanjung dengan memanfaatkan media online, meningkatkan daya saing, dan memperluas pasar. Kegiatan pendampingan UMKM ini dilaksanakan selama 2 (dua) minggu sejak 3 Juli hingga 17 Juli 2024. Tahap terakhir pendampingan yaitu monitoring dan rencananya produk Arang Batok tersebut akan kami tampilkan dalam kegiatan Lokakarya di Kecamatan Lemahabang".
Mahasiswa KKN UNSIKA melakukan observasi langsung untuk memahami kondisi, tantangan, dan potensi dari UMKM Arang Batok. Mahasiswa berdiskusi dengan pemilik UMKM Arang Batok terkait usaha yang telah didirikan sejak tahun 2021. Mahasiswa KKN UNSIKA membantu UMKM Arang Batok dalam melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk memahami posisi bisnis mereka dan merumuskan strategi pengembangan yang tepat. Mahasiswa melakukan inovasi produk mulai dari kemasan, membuat logo dan branding perusahaan yang profesional untuk meningkatkan citra produk di mata konsumen. Mahasiswa membantu dalam proses pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) sebagai langkah legalitas usaha. Mahasiswa mendaftarkan lokasi usaha pada Google Maps. UMKM Arang Batok didaftarkan pada platform e-commerce Shopee untuk memperluas pasar dan mempermudah transaksi jual beli secara online. Mahasiswa juga membuat akun Instagram untuk UMKM Arang Batok, serta memberikan pelatihan mengenai cara memanfaatkan media sosial untuk promosi produk.
Sementara salah seorang pemilik UMKM Arang Batok, Syarifulloh, mengatakan, "saat ini usaha arang batok kelapa masih terkendala terkait bahan baku dan pemasaran, bahan baku langka saat momen-momen tertentu seperti Idul Adha dan akhir tahun, sementara pemasaran kita baru lewat group komunitas arang batok yang ada di Facebook dan orang-orang yang sudah kenal melalui WhatsApp".
Terkait pendampingan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN UNSIKA tersebut, ia mengaku sangat terbantu karena mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru terkait produksi dan pemasaran.
"Terima kasih untuk Mahasiswa KKN UNSIKA atas kedatangannya, saya selaku pemilik UMKM Arang Batok sangat berterima kasih telah dibuatkan logo, desain kemasan, dan lainnya yang bisa membantu mengembangkan UMKM kami agar lebih maju dan dikenal oleh orang lain," katanya.
Program pendampingan ini tidak hanya berakhir setelah masa KKN selesai. Mahasiswa KKN UNSIKA telah memberikan fondasi yang kuat bagi UMKM Arang Batok untuk terus berkembang. Dengan memanfaatkan media online yang telah dibuat, diharapkan UMKM Arang Batok dapat terus meningkatkan penjualan dan membuka lapangan kerja bagi warga Desa Karangtanjung.