Udah nggak familiarkan sama double degree? Yuups,kuliah di dua jurusan yang berbeda dan pada akhirnya bisa dapet dua gelar. Beberapa universitas menyediakan program ini. Biasanya satu jurusan dilakukan di Indonesia, dan satu lagi diluar negri. Nah apa untungnya sih? Biasanya hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sebagai seorang individu.
Yukk kita kenalan dulu, kata ku kalo tak kenal maka tak sayang. Nama ku Emi Musyafa’ah biasa dipanggil syafa, sekarang aku lagi menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya mengambil konsentrasi Akuntansi semester 4 dan di Stain Kediri mengambil konsentrasi Ekonomi Syariah semester 6.
Semua ini berawal dari gagalnya cita-cita ku untuk masuk kesalah satu kampus bergengsi di Indonesia. Untuk membayar kegagalan tersebut, pada tahun kedua aku mengambil ilmu politik UI dan Akuntansi UB melalui jalur SBMPTN dan akhirnya aku diterima di Akuntansi UB. Bagi ku kuliah double degree selain untuk membayar mimpiku yang kandas, aku juga merasa harus memiliki kelebihan dibandingkan mahasiswa Akuntansi lainnya supaya bisa berada digaris rata-rata. Hari ini, aku menyadari bahwa aku sama sekali tidak menyesal tidak masuk ke kampus impianku. Justru aku merasa beruntung karena bisa melakukan hal-hal lain yang menantang dalam hidupku.
Kuliah double degree memang tidak mudah. Mulai hilangnya waktu untuk santai-santai dikampus dan nongkrong dengan teman-teman adalah harga yang harus dibayar. Bukan hanya dari sisi kebersamaan dengan teman-teman, tapi juga mengenai jumlah tugas yang dobel terutama ketika harus mengerjakan tugas kelompok. Karena terbiasa dengan jadwal yang padat, aku juga sudah terbiasa dengan deadline, namun aku juga bisa bekerja dengan cepat dan mengambil keputusan dengan tepat.
Bagiku dengan padatnya jadwal, aku justru menjadi lebih semangat belajar. Aku juga bukan tipe mahasiswa yg kuliah pulang kuliah pulang. Waktuku biasanya terhabiskan diperpustakaan untuk bermain dengan computer dan disibukkan dengan buku yang harus kucari.
Saat SMA, pelatih voli ku pernah berkata ”ketika kalian pulang latihan dengan baju yang gak kotor karena keringet, kalian berarti belum melakukan apa-apa”kalimat itulah yang menjadi peganganku sampai saat ini.
Keputusan ku untuk kuliah double degree sering diremehkan orang-orang, tetapi hal ini justru menjadi boomerang bagi ku untuk membuktikan keputusan yang sudah ku ambil, untuk terus bergerak maju dan tidak mengeluh dengan apapun yang terjadi.
Kuliah double degree memang tidak mudah, tetapi benefit yang didapatkan juga tentu tidak sedikit. karena kuliah didua tempat harus bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, hitung-hitung membangun networking.
Aku juga mencoba untuk memaksimalkan waktu yang ku miliki. Bagaimana aku membuat target disetiap semester, setiap bulan, bahkan setiap hari. Aku juga membuat timeline yang detail sehingga aku mengetahui prioritas yang harus kulakukan. Semua kegiatan pasti bisa dijalankan asal tau batasan, namun jangan terlalu membatasi diri. Semua orang punya waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam, tapi tergantung mau diapakan waktu tersebut. Kita yang harus mengatur waktu, jangan waktu yang mengatur kita dan tentu dengan diiringi doa agar semua yang direncanakan lancar.
Diakhir cerita, saya mempunyai dua pesan, yaitu berusaha dan selalu percaya. Berusaha disini untuk mengejar semua impian kita, sementara percaya adalah bahwa kita mempercayai semua hal sebisa mungkin yang dapat dilakukan. Tidak ada hal yang tidak mungkin didunia ini. Persoalannya bukanlah bisa tau tidak, tetapi mau atau tidak.
Terima Kasih --
Yakusa
Yakusa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H