Liberalisme lebih menekankan pada kebebasan individu, hak asasi manusia, dan pasar bebas. Sedangkan pancasila menyeimbangkan antara kebebasan individu dengan kepentingan bersama serta keadilan sosial.
Ketuhanan: Liberalisme bersifat sekuler, sedangkan Pancasila mengakui keberadaan Tuhan dan memberikan kebebasan beragama.
Ekonomi: Liberalisme menganut sistem ekonomi kapitalis yang bebas, sementara Pancasila mengadopsi sistem ekonomi campuran yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.
2. Komunisme
Komunisme menganut sistem ekonomi komunis di mana semua sarana produksi dimiliki negara. Sedangkan pancasila menganut sistem ekonomi campuran yang memberikan ruang bagi sektor swasta. Komunisme lebih mengutamakan kepentingan kolektif daripada individu, sedangkan pancasila menyeimbangkan antara kepentingan individu dan masyarakat. komunisme menggunakan sistem diktatorial, sedangkan pancasila menganut sistem demokrasi dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.
3. Fasisme
Pancasila dan fasisme memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Namun, nasionalisme dalam pancasila menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sedangkan fasisme cenderung otoriter. Fasisme menganut sistem kepemimpinan yang kuat sedangkan pancasila menganut sistem demokrasi dengan pembagian kekuasaan.
4. Nasionalisme di Negara Lain
Banyak negara memiliki ideologi nasionalisme yang kuat, namun seringkali diwarnai dengan unsur-unsur etnis, agama, atau ras tertentu. Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia mengakomodasi keberagaman suku, agama, dan budaya.
Keunikan Pancasila adalah bersifat dinamis dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman juga mampu menyeimbangkan berbagai kepentingan, seperti individu dan masyarakat, agama dan negara, serta hak dan kewajiban.
Pancasila tetap relevan hingga saat ini karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat universal dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Dan juga bersifat fleksibel dan dapat dikembangkan dalam berbagai cara sesuai dengan perkembangan zaman.Â