Mohon tunggu...
Fahrezi Herland Ramadhan
Fahrezi Herland Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro, Angkatan 2019, Fakultas Ilmu Budaya, Antropologi Sosial

Saya merupakan seseorang yang menyukai dunia entertaiment dan pemberitaan, hobby menonton film, dan nyoba hal baru dan menantang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa bersama Tenaga Kesehatan Masyarakat Berupaya Jadikan Desa Walangsanga

10 Februari 2023   14:00 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:14 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sangatlah komplek. Berbagai bidang kesehatan memiliki permasalahan yang harus diselesaikan dan menjadi prioritas masalah. Saat ini Indonesia fokus pada perbaikan gizi, penurunan angka kematian ibu dan bayi serta perilaku kesehatan melalui program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). 

Desa Walangsanga yang merupakan bagian dari Kec. Moga, Kab. Pemalang juga harus turut berpartisipasi sebagai upaya menjadikan perbaikan kesehatan masyarakat Indonesia, terutama Desa Walangsanga. 

Namun, berdasarkan survey dan wawancara yang dilakukan dengan perangkat Desa Walangsanga, tingkat kesehatan di Desa Walangsanga masih terbilang rendah. 

Salah satu faktor penyebab yang dipaparkan adalah bahwa perilaku dan sifat beberapa masyarakat di Desa Walangsanga masih acuh tak acuh terhadap pentingnya kesehatan. Sehingga diperlukan suatu cara untuk dapat merangkul seluruh masyarakat Desa Walangsanga.

Pada hari Minggu (22/01/2023), mahasiswa Universitas Diponegoro, dari jurusan Antropologi Sosial, Fahrezi Herland Ramadhan, biasa dipanggil Rama melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada tenaga kesehatan masyarakat (kesmes) Desa Walangsanga menggunakan metode 7 unsur kebudayaan agar dapat menggapai seluruh masyarakat Desa Walangsanga demi perbaikan kesehatan desa. Kegiatan yang diadakan di Aula Balai Desa Walangsanga ini dihadiri oleh tenaga kesehatan masyarakat (kesmes) dan kader posyandu Desa Walangsanga.

 Rama memulai kegiatan sosialisasi dengan memaparkan permasalahan kesehatan di Desa Walangsanga, yang mana salah satunya akibat faktor perilaku masyarakat. Lalu menjelaskan bahwa perilaku jika diuraikan lebih mendalam lagi, merupakan aspek yang dipengaruhi oleh determinan budaya. 

Dalam konsep budaya menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan faktor pembentuk perilaku. Terdapat 7 aspek budaya, yaitu kepercayaan atau religi; pengetahuan; mata pencaharian; organisasi kemasyarakatan; teknologi dan peralatan; bahasa; dan kesenian.

Kemudian Rama menjelaskan bahwa 7 unsur kebudayaan tersebut bisa menjadi suatu metode untuk kegiatan kesehatan terutama dalam ranah masyarakat desa. Seperti misal pada unsur kepercayaan dan religi, dimana dalam konsep budaya unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. 

Pada fakta di lapangan, sistem kepercayaan berkaitan dengan budaya pantangan atau tabu. Sehingga emosi keagamaan ini terkadang dapat menjadi suatu intervensi kesehatan yang mana banyak masyarakat menganggap metode kesehatan yang ada tidak sesuai dengan ajaran agama/kepercayaan. 

Dalam kasus Desa Walangsanga, terdapat suatu kelompok masyarakat yang begitu memegang teguh kepercayaan agama islam. Namun, dalam upaya untuk pengembangan dan perbaikan kesehatan masyarakat, terkadang hal ini bisa menjadi suatu hal yang menghambat perbaikan kesehatan. Seperti, contoh sulitnya melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19 dikarenakan alasan keagamaan yang ada.

Sehingga salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah perlunya suatu upaya mediasi dan kerjasama antara pemerintah desa bersama dengan tokoh dari kelompok masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan sosialisasi yang berdasarkan fakta yang ada dan dapat memenuhi syarat dari kepercayaan/agama masyarakat tersebut. Seperti sosialisasi mengenai vaksin Covid-19 bersertifikat halal, seperti vaksin Sinovac, Vaksin Zifivax Halal, dan Vaksin Merah Putih Halal dan Suci yang bisa dijadikan sebagai opsi vaksin yang bisa digunakan.

Rama juga menjelaskan metode yang ada lainnya berdasarkan 7 unsur kebudayaan lainnya. Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh para peserta yang menghadiri acara. Kemudia, Rama juga melaksanakan sesi tanya jawab berhadiah untuk melatih pengetahuan peserta acara yang disambut begitu antusias oleh para peserta. Terakhir, Rama mengakhiri acara dengan memasang poster metode 7 unsur kebudayaan di dinding informasi masyarakat sebagai bentuk output program kerja monodisiplin KKN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun