Mohon tunggu...
Fahreza Utama (55522110009)
Fahreza Utama (55522110009) Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mercu Buana

Fahreza Utama - NIM: 55522110009 - Jurusan Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pajak Internasional - Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo.M.Si.AK .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz TM - 7 Mata Kuliah Pajak Internasional: Diskursus Peleburan Fusi Horizon Sistem P3B Metode Gadamer

23 Oktober 2023   17:30 Diperbarui: 23 Oktober 2023   17:40 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Itu Fusi Horison?

Fusi horison adalah pertemuan antara horison masa lalu dan masa kini yang terjadi dalam seluruh aktivitas memahami yang dipengaruhi oleh dampak-dampak sejarah. Dalam ranah individual, fusi horison bersifat formatif dan menjadi sarana pembelajaran terus-menerus untuk berakar pada sejarah dan jati diri budaya seseorang sehingga membentuk karakter diri sebagai sosok manusia yang berbicara dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam ranah sosial, fusi horison terjadi dalam interaksi di antara orang-orang yang berbicara satu sama lain dan belajar tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Atas dasar proses pencarian makna dan transformasi prasangka-prasangka, konsep fusi horison menjembatani berbagai horison melalui pendekatan dialogis-hermeneutik. Proses ini mengubah horison ke dalam jangkauan pandangan yang lebih luas. Gagasan bahwa praksis berdialog adalah formatif dan eksistensial adalah bagian penting dari upaya mendidik manusia untuk membangun hubungan yang terbuka dan respek pada nilai-nilai kemanusiaan universal, solider, toleran terhadap keberagaman, dan memiliki common sense yang baik. Praksis berdialog adalah bagian dari pendidikan manusia untuk mengenal dengan baik hubungan antara diri mereka sendiri, sesama manusia, dan kebudayaan. Tema ini menawarkan metode untuk menyelidiki dialog antar budaya di Indonesia. Fusi horison, yang merupakan proses kerja aktivitas saling memahami yang terjadi melalui pertemuan dengan berbagai horison, adalah asumsi dasar dari pemikiran Gadamer tentang fusi horison.

Fusi horison adalah pertemuan antara horison masa lalu dan sekarang sebagai dampak dari pengalaman masa lalu yang memengaruhi aktivitas pemahaman. Aktivitas memahami seseorang selalu merupakan fusi horison yang terjadi dalam kerangka tradisi tertentu. Pandangan seseorang tentang dunia dibentuk oleh perspektif yang dibentuk oleh prasangka yang berasal dari sejarah, bahasa, tradisi, dan kebudayaannya. Melalui perspektif ini, seseorang melihat dan menilai dunia, menghayati dunia, dan membentuk dunianya sendiri. Setiap pemahaman yang dimiliki seseorang sudah dibangun oleh prasangka-prasangka yang berasal dari fusi horison yang lebih awal. Namun demikian, kita tidak pernah dapat kembali ke horison masa lalu dan memahaminya secara utuh dan murni seperti yang dilakukan orang-orang di masa lalu. Apa yang menjadi titik pijak atau perspektif dari horison saat ini sangat memengaruhi pemahaman kita tentang horison masa lalu.

Apa itu Horison?

Horison adalah jangkauan pandangan yang dimiliki seseorang ketika ia melihat dunia objek dari perspektif tertentu. Perspektif atau sudut pandang tertentu dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, kesan-kesan, pengalaman-pengalaman, atau keyakinan tertentu. Horison adalah cerminan dari persepsi-persepsi atas objek-objek sehari-hari yang terbentuk dalam proses memahami dan secara tak terelakkan membuka ruang di mana segala sesuatu bisa dilihat. Seperti halnya sebuah jendela menghubungkan antara pandangan kita dengan dunia di luar sana, horison memberi kita jangkauan pandangan dan penilaian kita tentang dunia. Oleh karena itu, horison memberi seseorang kemungkinan, tetapi juga batas, dalam pandangan dunianya.

Situasi-situasi konkrit yang memengaruhi cara seseorang melihat, menilai, mempertimbangkan, dan memahami sesuatu dikenal sebagai horoson. Horison adalah jangkauan, cakupan, atau rentangan dari pandangan individu yang mencakup segala sesuatu yang dapat dilihat dari sudut pandangnya atau dari titik tolak di mana ia berpijak. Jangkauan atau cakupan dalam horison merentang di dalam pandangan kita, yang memungkinkan objek dilihat dari sudut-sudut atau dimensi-dimensinya. Horison menjadi prasyarat penting bagi setiap tindakan memahami yang kita lakukan, atau setiap pemahaman yang kita miliki. Memahami itu sendiri selalu bersifat perspektif dan dimensional karena prosesnya sangat mengandaikan perspektif kita sendiri. Tidak seperti horison yang tertutup atau statis, horison adalah terbuka dan dinamis. Sifat terbuka dan dinamis dari horison memungkinkan eksplorasi horison-horison. Mengeksplorasi horison-horison memberi subjek kesempatan baru untuk memahami secara keseluruhan objek dari berbagai dimensinya. Dalam fusi horison, berbagai horison bertemu untuk melakukan eksplorasi ini.

Proses Kerja Fusi Horison

  • Pertama, pola lingkaran hermeneutik mengatakan bahwa fusi horison melakukan aktivitas memahami secara menyeluruh dan menyeluruh tanpa mengabaikan peran masing-masing komponen dalam membentuk pemahaman yang lengkap. Gagasan utamanya terletak pada hubungan yang bersifat timbal balik dan terbuka antara hal-hal yang umum dan khusus, yang lama dan baru, masa lalu dan sekarang. Tujuannya adalah untuk memperluas pemahaman kita tentang hal-hal yang dianggap belum diketahui dan ingin diketahui dengan lebih baik, lebih menyeluruh, atau lebih komprehensif. Pola gerak lingkaran hermeneutik membuka keterbatasan perspektif, dimensi, dan elemen dalam aktivitas memahami sekaligus membuka ruang untuk pemahaman yang lebih besar. Di satu sisi, setiap tindakan yang dipahami terjadi dalam lingkup historis-kultural tertentu. Karena ini, pengetahuan kita tentang kebenaran selalu "tertentu"—yang berarti terbatas, perspektif, dan tidak independen. Sebaliknya, keterbatasan aktivitas memahami memberi individu kerangka dan kesempatan untuk memahami, yang merupakan bagian penting dari cara mereka bereksistensi dan berhubungan. Dalam hal yang kedua, kegiatan memahami memungkinkan kita untuk melihat apa yang tersirat dari yang tertulis dan membuka dimensi keterhubungan mutlak antara parsialitas dan universalitas abadi. Dalam aktivitas, pola gerak lingkaran hermeneutik membuka kenyataan pada gerak bolak-balik yang berkelindan antara dua sisi tersebut di atas. Ketika kutub-kutub bergerak secara bersamaan, dalam proporsi yang tepat antara individualitas, parsialitas, dan universalitas, makna gerak bolak-balik akan terungkap. Pola gerak lingkaran hermeneutik menunjukkan betapa dinamis, terbuka, dan terbatasnya proses memahami.
  • Ke dua, fusi horison membentuk kerangka pemahaman melalui proses penyadaran, penerimaan, dan pengakuan adanya prasangka yang sepenuhnya memengaruhi suasana proses pemahaman. Penyadaran prasangka-prasangka dimulai dengan mengakui "bangunan" pemahaman yang sudah terbentuk secara sedimentatif, historis, dan kultural, dan sekaligus terbuka dan dinamis. Setiap kali perspektif baru dibentuk, prasangka-prasangka dari masa lalu dan tradisi yang melatarbelakangi pemikiran kita selalu berhadapan dengan perspektif saat ini. Formasi horison saat ini terjadi ketika prasangka yang membentuk horison masa lalu bertemu dengan yang sekarang. Dalam proses formasi horison ini, individu harus menyadari prasangka-prasangka yang secara dominan memengaruhi proses tersebut. Fusi horison menegaskan bahwa aktivitas memahami adalah upaya subjek-memahami yang aktif dan intensional (objek-objek pemahaman yang diinginkan atau diinginkan).
  • Ketiga, proses kerja fusi horison dalam membentuk kerangka tindakan memahami terbatas, terkondisikan, dan tersituasikan oleh elemen kultural, historis, dan linguistik. Memahami selalu terjadi dalam konteks bahasa, kebudayaan, dan sejarah. Persoalan tentang keterbatasan dalam aktivitas memahami bukan hanya menunjukkan keterkondisian dan keterbatasan pemahaman, tetapi juga membuka diskusi tentang berbagai perspektif pemahaman yang dapat berkembang di luar batas-batas historisitas, linguistikalitas, dan kebudayaan. Persoalan tentang keterbatasan adalah persoalan yang mengangkat hubungan atau dimensi relasional antara perspektif individu dan perspektif sejarah, bahasa, dan kebudaan. Pada dasarnya, asumsi dasar adalah bahwa sejarah, bahasa, dan kebudayaan adalah jaringan makna di mana historisitas pemaknaan setiap orang bersama dengan pemaknaan setiap orang lain terlibat.
  • Keempat dimensi formatif fusi horison dalam membangun kerangka pemahaman bagi sosok berkarakter dialogis dipengaruhi oleh bagaimana seseorang memaknai pengalaman memahami sebagai pengalaman hermeneutik. Fusi horison sebagai pertemuan antara horison masa lalu dan masa kini sebenarnya merupakan pengalaman hermeneutik yang menyingkapkan makna eksistensial bagi seseorang. Apa yang disingkapkan bukan hanya pengetahuan tertentu, tetapi juga makna pengalaman atau pemahaman seseorang tentangnya. Intensionalitas pengalaman sudah mencakup proses pemaknaan pengalaman ini. Artinya, dari begitu banyak hal yang bisa dialami seseorang, hanya pengalaman yang dikehendaki yang dapat membantu mereka berkembang. Hanya pengalaman tertentu yang mendorong seseorang untuk melihat dan mengenal sesuatu dengan lebih baik, lebih mendalam, dan lebih luas, dengan kehadiran yang lebih awas dan kesadaran yang lebih waspada dikenal sebagai intensionalitas pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman hermeneutik didefinisikan sebagai pengalaman yang menyingkapkan eksistensi dan pemahaman diri seseorang. Meskipun pengetahuan tertentu dapat diperoleh dari pengalaman hermeneutik, yang paling menentukan adalah bagaimana proses penyingkapan makna dilakukan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Apa itu P3B?

P3B adalah singkatan dari "Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda" dalam bahasa Indonesia, yang diterjemahkan menjadi "Double Taxation Avoidance Agreement" dalam bahasa Inggris. Ini adalah perjanjian internasional antara dua negara yang mengatur pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh penduduk satu negara dari negara lain. Tujuannya adalah untuk menghindari pajak berganda dan mempromosikan kerja sama antara kedua negara dalam hal perpajakan. P3B juga dikenal sebagai "Tax Treaty". Perjanjian ini biasanya hanya mencakup pajak penghasilan dan tidak termasuk pajak lain seperti pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan, pajak properti, dan cukai. Perjanjian ini dirancang untuk memastikan bahwa penghasilan yang sama tidak dikenakan pajak dua kali di kedua negara. Untuk memanfaatkan P3B, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti memastikan bahwa subjek pajak, objek pajak, negara, dan ketentuan P3B termasuk dalam cakupan perjanjian penghindaran pajak yang bersangkutan. Perjanjian ini juga menentukan definisi penghasilan dan ketentuan substantif yang berlaku. Jika masih ada perbedaan atau tidak ada kesepakatan antara kedua negara, tahap akhir dari aplikasi adalah menyelesaikan masalah pajak berganda melalui prosedur kesepakatan bersama (mutual agreement procedures.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun