Mohon tunggu...
Fahreza S. Samalam
Fahreza S. Samalam Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis Muda

"Dengan Menulis Kalian Akan Melihat Dunia''

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perkembangan Demokrasi dalam Kekuasaan Politik

29 Desember 2023   08:28 Diperbarui: 29 Desember 2023   08:36 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan konsep kekuasaan politik berkaitan dengan pemikiran demokrasi. sehingga ketika berbicara mengenai kekuasaan politik maka itu adalah kekuasaan yang ditunjuk untuk publik.  Kekuasaan dijalankan mengikuti urgensi keadaan di masyarakat.

Hingga sekarang terdapat beberapa pemimpin di negara Indonesia menjalankan demokrasi sesuai versi mereka masing-masing.  Masa kemerdekaan kita mengenal presiden pertama Ir. Soekarno menjalankan konsep demokrasi berdasarkan keadaan masyarakat saat itu. Masyarakat yang baru  terlepas dari penjajahan, penindasan dan keinginan untuk merdeka.

Ir.Soekarno menjalankan demokrasi dengan konsep Nasionalisme, agama dan komunisme (NASAKOM) sebagai rule dalam mengartikan keadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia, sehingga lahirlah pancasila sebagai onimbus demokrasi.

Kemudian kita mengenal konsep demokrasi yang dibawa oleh presiden Soeharto, dimana menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni serta konsisten disetiap aspek kehidupan masyarakat. Kekuasaan dijadikan sebagai alat kontrol masyarakat dan pemerintahan. Kedaulatan benar-benar tidak berada di tangan rakyat sehingga lahirlah demokrasi terpimpin selama puluhan tahun.

Sama hal juga dengan demokrasi di era Presiden Abdul Rahman Wahid atau yang sering kita kenal dengan Gusdur. Demokrasi diartikan sebagai kebebasan berekspresi, menjalankan agama dan peribadatan. Hal ini dibuktikan dengan diberikan ruang kepada masyarakat memeluk agama apapun termasuk Konghucu.

Memasuki era modern, kita dihadapkan dengan seorang pemimpin yang benar-benar merepresentasikan seorang rakyat, terpilihnya Presiden Joko Widodo menjelaskan kepada kita bahwa siapapun  bisa menjadi pemimpin di negeri ini, tak hanya ketua partai atau mereka yang mempunyai kemampuan secara financial.

Presiden Jokowi, mengartikan demokrasi sebagai bentuk kesatuan dan persatuan dalam membangun bangsa. Ketika terpilih menjadi presiden beliau mengajak suluruh lawan politik untuk ikut serta bergabung dalam pemerintahan. Masyararakat juga diberikan ruang untuk mengkritik baik itu secara langsung maupun melalui media sosial. pemerataan pebangunan juga menjadi ciri khas keberlangsungan demokrasi.

Dengan adanya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi akan menjadi sebuah tantangan baru bagi pemimpin berikutnya. Dalam pemilu kali ini tentunya kita mengharapkan seorang pemimpin yang mampu melahirkan demokrasi yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan dapat menciptakan gerakan demokrasi-demokrasi baru versi kepemimpinanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun