2. Melakukan evaluasi Selalu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya. Meminta umpan balik terhadap pelatih merupakan upaya atlet dalam melakukan evaluasi kemampuannya.
3. Bertanggung jawab dan disiplin Lebih bertanggung jawab dan disiplin secara pribadi pada hasil kinerjanya karena, hanya dengan begitu mereka dapat merasa puas saat dapat menyelesaikan suatu tugas dengan baik.
4. Tekun Tekun dalam menjalani latihan, bahkan saat latihan tersebut dibuat lebih sulit dan kompleks.
5. Inovatif Sering melakukan inovasi dalam bermain dengan melakukan cara atau sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Akan lebih sering mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan suatu hal dan lebih inovatif.
TEORI NEED FOR ACHIEVEMENT
Teori Need For Achievement menurut David Mccllelland Istilah need for achievement pertama kali dipopulerkan oleh David McClelland dengan sebutan n-ach yang merupakan singkatan dari Need for Achievement (Handaru et al., 2013). Need for Achievement adalah pencapaian sesuatu atau usaha untuk mencapai kesuksesan atau usaha untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah persaingan dengan suatu ukuran tertentu. Â Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Keinginan untuk meraih prestasi mutlak dimiliki setiap orang, beragam cara yang ditempuh seseorang untuk menggapainya. Semakin tinggi prestasi yang diinginkan maka semakin keras pula usaha yang harus ia keluarkan. McClelland dalam hal ini mengembangkan suatu bentuk motivasi yaitu motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi ini kebutuhan yang diperoleh sejak kecil dan terus dikembangkan pada saat seseorang menginjak kedewasaan.
McClelland menjelaskan karakteristik seseorang dengan kebutuhan prestasi yang kuat sebagai berikut: 1. Keinginan yang kuat untuk tanggung jawab pribadi 2. Keinginan timbal balik yang cepat dan kongkret dengan mempertimbangkan hasil dari pekerjaan mereka 3. Melakukan pekerjaan dengan baik; penghargaan moneter dan materi lainnya berhubungan dengan prestasi 4. Kecenderungan untuk mengatur tujuan prestasi yang layak 5. Manusia dengan kebutuhan prestasi yang kuat akan menghasilkan tingkat pencapaian tujuan yang tinggi 6. Suka mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah 7. Menentukan target-target pencapaian masuk akal 8. Mengambil resiko-resiko dengan penuh perhitungan.
PEMBAHASANÂ
Kaum disabilitas atau orang yang memiliki keterbatasan seperti Putri Ariani yang mengidap tuna netra sering kali menghadapi banyak tantangan dan hambatan dalam mencapai prestasi. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Putri Ariani untuk tetap berprestasi dan menghasilkan karya terbaik dia. Salah satu teori motivasi yang dapat menjelaskan semangat ini adalah teori "need for achievement".
Teori need for achievement menyatakan bahwa individu memiliki kebutuhan intrinsik untuk mencapai suatu tujuan yang sulit, meraih prestasi, dan mengatasi hambatan. Individu dengan need for achievement yang tinggi akan merasa senang saat mereka berhasil mencapai tujuan, dan motivasi mereka juga akan tetap tinggi setelah mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mc Clelland (Adisasmito, 2007) terdapat lima aspek dalam motivasi berprestasi yaitu berani mengambil resiko, melakukan evaluasi, bertanggung jawab dan disiplin, tekun, dan inovatif. Masing-masing aspek tersebut berperan penting dalam pencapaian kesuksesan atau prestasi, dimana kesuksesan itu tergantung pada kemampuan atlet itu sendiri. . Atlet yang mempunyai motivasi berprestasi yang sangat baik mempunyai sifat yang positif terhadap suatu situasi yang mengacu ke arah prestasi. Dan pada aspek berani mengambil resiko ini juga pasti akan muncul pada atlet yang memiliki motivasi berprestasi, biasanya mengindari tugas yang terlalu mudah dan cenderung memiliki aktifitas yang lebih menantang.