Mohon tunggu...
FAHREZA ANANDITA PP
FAHREZA ANANDITA PP Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN MALANG

OLAHRAGA DAN KESENIAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tentang G30S PKI dan Ideologi Indonesia

9 Oktober 2022   20:49 Diperbarui: 27 Oktober 2022   00:02 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan 30 September (sebelumnya disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu (Gerakan 30 September), Gestok (Gerakan 1 Oktober) adalah peristiwa yang terjadi setelah malam tanggal 30 September hingga awal tanggal 1 Oktober... 1965, di mana enam perwira senior militer Indonesia dan beberapa lainnya tewas dalam kudeta yang kemudian disalahkan pada anggota Partai Komunis Indonesia.

 Peringatan 45 tahun berdirinya PKI diadakan di Jakarta pada awal tahun 1965. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai komunis terbesar di dunia di luar Cina dan Uni Soviet. Pada tahun 1965, ia memiliki sekitar 3,5 juta anggota ditambah 3 juta dari gerakan pemuda. PKI juga menguasai gerakan serikat dengan 3,5 juta anggota dan gerakan Front Tani Indonesia dengan 9 juta anggota. Termasuk Gerakan Perempuan (Gerwani), Organisasi Penulis dan Seniman, dan Gerakan Intelektual, PKI memiliki lebih dari 20 juta anggota dan pendukung. Pada bulan Juli 1959, parlemen dibubarkan dan Sukarno mengadopsi konstitusi dengan keputusan presiden.

 Dia memperkuat tangan tentara dengan menunjuk jenderal tentara untuk posisi kunci.
Sukarno menerapkan sistem "demokrasi yang disebabkan". PKI menyambut hangat "demokrasi yang diinduksi" Sukarno dan menyarankan agar ia ditugaskan untuk aliansi konseptual antara nasionalis, orang-orang religius, dan komunis yang dikenal sebagai NASAKOM. Kerja sama antara pimpinan PKI dan borjuasi nasional untuk menekan gerakan-gerakan independen buruh dan tani di era "demokrasi terarah" tidak menyelesaikan masalah ekonomi dan politik perlakuan marah. Pendapatan ekspor turun, cadangan devisa menyusut, inflasi terus meningkat, dan korupsi birokrasi dan militer merajalela.

 Sejak tahun 1964 hingga munculnya G 30 S/PKI, penyakit Bung Karno ramai diperbincangkan. Hal ini memunculkan isu rumor dan perebutan kekuasaan tentang kematian Bung Karno. Namun, menurut Subandrio Aidit, ia mengetahui betul bahwa Bung Karno sedang sakit ringan, sehingga tidak ada alasan bagi PKI untuk melakukan tindakan tersebut.

 Pada tahun 1960, Undang-Undang Urusan Pertanian Dasar dan Undang-Undang Bagi
Hasil diberlakukan, yang merupakan perpanjangan sebenarnya dari Komisi Pertanian yang didirikan pada tahun 1948. Komisi Pertanian membentuk UUPA termasuk pejabat pemerintah dan perwakilan dari berbagai petani. . organisasi, mencerminkan sepuluh kekuatan partai politik pada saat itu. Undang-undang sudah ada, tetapi penegakan lokal tidak efektif, dan petani kecil serta pemilik tanah takut terpengaruh oleh UUPA dan didukung oleh aparat keamanan untuk melibatkan beberapa pendukung mereka.

Di antara peristiwa terpenting dalam konteks ini adalah peristiwa Bandar Betsi di Sumatera
Utara dan peristiwa Klaten, yang digambarkan sebagai "aksi sepihak" dan kemudian digunakan oleh militer sebagai dalih untuk melakukan serangan, aktivitas dekontaminasi. Kerusuhan antara PKI dan Islam (termasuk tidak hanya NU tetapi juga Persis dan Muhammadiyah) sebagian besar terjadi di seluruh Indonesia, Jawa Barat, Jawa Timur dan provinsi lainnya, dan pada bulan September bahkan ada ancaman pembantaian dari Kyai setelah tahun 30. 1965 (membuktikan bahwa semua elemen PKI mengetahui rencana kudeta 30 September).

 Sejauh ini tidak ada bukti keterlibatan/peran aktif Suharto dalam penculikan tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa ditemukan adalah pertemuan Soeharto, lalu Pangkostrad (yang waktu itu menjabat Pangkostrad, yang tidak membawahi tentara, tidak seperti sekarang) dengan Kolonel Abdul Latief di rumah sakit militer. Namun, Soehartolah yang paling diuntungkan dari acara tersebut. Banyak kajian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional menunjukkan keterlibatan Suharto dan CIA. Beberapa di antaranya adalah Cornell Paper, karya Benedict R.O'G. Anderson dan Ruth T. Mc Vey (Cornell University), Ralph Mc Gehee (The Massacre in Indonesia and the CIA), United States Government Printing Office (State Department, INR/IL Historical Records, Indonesia, 1963-1965 .Secret; Priority; Roger Channel ; Perlakuan Khusus), John Roosa (Hipotesis Pembunuhan Berantai: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto di Indonesia), Prof. Dr.W.F. Wertheim (Serpihan Sejarah Th65 yang Terlupakan).

Peristiwa G30S/PKI berdampak negatif terhadap kehidupan sosial politik masyarakat Indonesia, yaitu:

a. Presiden Soekarno telah kehilangan wibawanya di mata rakyat Indonesia.


b. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil akibat konflik antar petinggi lembaga
negara.


c. Sikap pemerintah yang tidak bisa mengambil keputusan untuk membubarkan PKI, menimbulkan kemarahan publik.


d. Munculnya protes besar-besaran oleh individu dan mahasiswa anggota WE, KAPPI
dan KAPI menuntut pembubaran PKI dan ormas-ormasnya. Kebutuhan mereka disebut TRITURA atau tiga kebutuhan masyarakat, yaitu:


1. Pembubaran PKI.
2. Bersihkan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
3. Menurunkan harga barang.


e. Pemerintah mereformasi (memperbaharui) Kabinet Dwikora menjadi Kabinet Dwikora, yang diselesaikan dengan mengangkat kabinet yang terdiri dari seratus menteri sehingga dikenal sebagai Kabinet Seratus Menteri. Akan tetapi, pembentukan kabinet tersebut mendapat tentangan dari Amerika Serikat dan rakyat, karena di dalam kabinet menteri-menteri pro-PKI atau pendukung PKI selalu diangkat, sehingga mereka turun tangan di jalanan dengan meratakan ban mobil. calon setingkat menteriy ang akan diperkenalkan. Aksi tersebut menewaskan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim. Meninggalnya Arif Rahman Hakim telah mempengaruhim unculnya protes yang lebih besar yang dipimpin oleh mahasiswa muda Indonesia di Jakarta dan daerah lainnya.

f. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan Amerika Serikat karena dipandang sebagai penyebab munculnya protes yang dipimpin oleh anak-anak muda Indonesia.

Pada tanggal 11 Maret 1996 diadakan rapat kabinet untuk membahas krisis politik nasional. Namun, proses pengujian tidak dapat diselesaikan karena di luar gedung terdapat pasukan tak dikenal yang dianggap membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun