"Pemenang tidak akan takut akan kekalahan. Tetapi mereka yang kalah akan takut. Kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Orang-orang yang menghindari kegagalan juga akan menghindari kesuksesan" -- Robert Kiyosaki.
Kebebasan sangat didamba-dambakan oleh manusia. Tidak ada seseorang yang mengendalikan hidupnya. Namun realitanya, kebanyakan kita terbelenggu dengan sistem yang telah diterapkan oleh orang lain, salah satunya kebebasan finansial untuk menjadi orang kaya.
Namun. Seorang entrepreneur asal Jepang, Robert Kiyosaki menerapkan sistem kebebasan finansial. Misalnya, kebanyakam orang-orang memilih untuk bekerja daripada berniaga karena lebih terjamin finansialnya. Ia justru memilih berniaga dan menjadi investor atau pebisnis.
Tetapi dari perspektif Robert Kiyosaki, orang yang hanya bekerja demi keamanan finansial atau finansialnya terjamin, hidupnya akan terlihat stagnan. Untuk menjadi dinamis, kita perlu mengambil resiko karena kebanyakan entrepreneur memiliki prinsip resiko yang besar memiliki hasil yang besar.
Sebelum menjadi jutawan, Robert Kiyosaki merupakan seorang tunawisma bersama istrinya. Mereka hidup di dalam sebuah Toyota cokelat yang usang. Sesekali mereka bekerja serabutan untuk membeli makan dan bensin.
Namun, pada tahun 1989, mereka menjadi jutawan. Pada tahun 1996-1997, ia meluncurkan CASHFLOW Technologies, Inc yang mengoperasikan dan memiliki merk dagang Rich Dad.
Kesuksesannya tidak luput dari pengalaman dan cara berpikirnya. Oleh karena itu, kita akan membahas cara berpikir orang kaya ala Robert Kiyosaki.
Mencari Kebebasan Finansial
Kebanyakan orang-orang memilih keamanan finansial karena doktrinasi keluarga dan lingkungan. Terutama ayah kita, doktrinasi yang ia berikan berupa "Sekolah, dapat nilai bagus, dan  lalu cari pekerjaan yang aman dan menjamin."
Namun, ayah kaya Robert Kiyosaki (ayah dari sahabat Robert Kiyosaki) mendoktrinasi orang dengan mengatakan "Sekolah, lulus, bangun usaha, dan jadilah penanam modal yang berhasil." Â Akhirnya, Ia mengikuti saran ayah kayanya.
Mengubah Perpektif Tentang Uang
Ada yang berpendapat bahwa uang adalah sumber kejahatan; Tidak dibawa ke dalam kubur. Sehingga uang tidak penting dalam kehidupan manusia.
Namun, kita tidak boleh naif mengenai uang. Hampir segala kebutuhan hidup didasari oleh uang. Masalahnya adalah cara mengelola dan tujuan penggunaan uang.
Seorang entrepreneur memiliki pola pikir untuk mengelola uangnya agar terus bertambah, salah satu metodenya yaitu investasi. Sedangkan orang-orang non- entrepreneur memikirkan upah yang ia dapat di sebuah perusahaan.
Mencari pembimbing
Manusia memiliki keterbatasan dalam sudut pandang dan wawasan. Tidak semua hal dapat diketahui oleh manusia. Sehingga manusia membutuhkan orang lain untuk mengajarinya sesuatu.
Robert Kiyosaki menjadikan ayah temannya sebagai pembimbingnya. Ayah kayanya selalu menjelaskan bagaimana caranya agar berpikir kaya dan memiliki kebebasan finansial.
Kata-Kata adalah Alat
Ayah kaya saya terus-menerus mengingatkan putranya dan saya tentang hal ini. "Jika ingin menjadi pemimpin, maka kau perlu menguasai kata-kata."
Ia selalu mengajari kami untuk mendengarkan dengan cermat kata-kata yang harus digunakan. Setelah itu, kapan menggunakan kata-kata tersebut agar memberikan tanggapan yang efektif.
Ambil dan Tangani Resiko
Orang yang mengambil resiko akan mengubah dunia. Hanya sedikit orang yang bisa kaya tanpa resiko. Misalnya, anak orang kaya atau anak pejabat.
Untuk menjadi orang kaya atau jutawan, dibutuhkan sikap mengambil resiko. Karena sejatinya kebanyakan jutawan maupun orang kaya adalah para entrepreneur.
Namun, resiko yang kita ambil, harus siap untuk menangani resiko yang akan terjadi. Karena resiko adalah sebuah masalah dan kita harus menyelesaikan masalahnya bukan menghindarinya.
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, Robert Kiyosaki berpesan pada kaum rebahan "kamu akan menjadi miskin jika kamu berhenti berusaha. Hal yang paling penting adalah kamu telah melakukan sesuatu. Kebanyakan orang hanya bicara dan bermimpi untuk menjadi kaya. Kamu telah melakukan sesuatu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H