A. Identitas Buku
   Judul Buku : Kumpulan Bahan Mata Kuliah Worldview Islam
   Penulis     : Ust. Agus Riyadi, S.Pd.I., M.Pd.
                Ust. Rahmat Mulya Nugraha, M.Pd
   Tebal Buku : 220 halaman
   Penerbit    : Condong Press
   Tahun Terbit : 2022
B. Intisari Buku
Menurut James W. Sire, worldview adalah kerangka berpikir yang mendalam dan fundamental tentang kehidupan, mencakup cara pandang seseorang terhadap realitas, eksistensi, dan hubungan antar berbagai elemen dalam kehidupan. Dalam pemahamannya, menggambarkan worldview sebagai sistem kepercayaan dasar yang berperan sebagai panduan bagi setiap individu dalam memahami hidup dan realitas yang lebih luas. Perspektif ini mencakup berbagai aspek mendasar yang terkandung dalam jiwa manusia, yakni bagaimana manusia memahami dan merespons kehidupan. Wilhelm Dilthey juga menekankan bahwa pengalaman hidup manusia membentuk karakter, yang mempengaruhi cara seseorang memandang dan bertindak dalam hidup. Pandangan ini menyoroti pentingnya pengalaman pribadi dalam membentuk perspektif terhadap kehidupan.
Selain pandangan tokoh-tokoh Barat yang cenderung sekuler, ada pula pandangan-pandangan dari perspektif agama, salah satunya adalah pandangan Abraham Kuyper, seorang teolog Kristen, yang menyatakan bahwa worldview adalah sebuah sistem kehidupan yang mendasar dan mencakup tiga hubungan fundamental dalam eksistensi manusia, yaitu hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan dunia. Dalam perspektif ini, pandangan hidup seseorang tidak hanya bersifat filosofis atau rasional, tetapi juga terhubung dengan keyakinan agama yang mendalam.
Dalam Islam, worldview memiliki akar yang lebih dalam, terkait langsung dengan wahyu. Sayyid Qutb, seorang ulama terkemuka, mendefinisikan worldview Islam sebagai suatu cara pandang yang berasal dari Wahyu Tuhan, yang mengarahkan pemahaman sorang Muslim terhadap realitas dan eksistensi. Worldview ini tidak hanya terbatas pada pandangan fisik, tetapi juga pada keyakinan spiritual yang menyeluruh, menghubungkan setiap aspek kehidupan dengan ajaran Tuhan. Senada dengan itu, Syed Muhammad Naquib al-Attas mengemukakan bahwa worldview dalam Islam terdiri dari pandangan Islam tentang wujud (ru'yaat al-Islam lil-wujud) dan realitas, yang menyatu dengan konsep kebenaran yang tampak oleh mata hati.
Pandangan hidup atau worldview ini juga berkaitan erat dengan sains. Menurut Gurol Irzik, dalam hubungan antara worldview dan ilmu pengetahuan, sains memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab oleh worldview itu sendiri. Sains, dalam hal ini, berfungsi sebagai alat untuk menggali lebih dalam tentang dunia nyata, memberikan penjelasan yang lebih rasional dan empiris terhadap fenomena yang ada. Pandangan ini diperkuat oleh Matthew Orr, yang menunjukkan bahwa pandangan hidup seseorang sering kali berkaitan dengan kedudukan sains dan agama, menurut mereka, dapat saling melengkapi dalam memahami dunia dan eksistensinya.
Dalam perspektif linguistik, hubungan antara bahasa dan worldview juga sangat erat, seperti yang digambarkan oleh Wilhelm Humboldt. Humboldt membedakan dua konsep terkait pandangan hidup: Weltanschauung dan Weltansicht. Weltanschauung merujuk pada pandangan hidup yang bersifat dasar dan esensial, yang dibutuhkan oleh akal untuk memahami dunia. Melalui bahasa, pandangan hidup ini menjadi cara untuk mengorganisasi dan mengategorikan pengalaman-pengalaman dunia. Sementara itu, Weltansicht merujuk pada cara bahasa membentuk pandangan dan konsep dalam pemahaman kita terhadap dunia, yang lebih kompleks dan beragam. Dengan kata lain, bahasa memainkan peran penting dalam membentuk worldview seseorang, baik dalam konteks rasional maupun spiritual, termasuk dalam pemahaman pemikiran Islam.
Worldview juga memiliki kaitan yang erat dengan epistemologi, yakni teori tentang pengetahuan. Dalam pandangan Islam, epistemologi didasarkan pada prinsip-prinsip metafisika yang mengarahkan pada pemahaman tentang realitas tertinggi, yaitu Tuhan. Menurut al-Attas, dalam Islam, wahyu adalah sumber utama pengetahuan, yang kemudian dibantu oleh akal, pengalaman, dan intuisi untuk memahami dunia. Epistemologi dalam Islam menekankan bahwa pengetahuan sejati hanya bisa diperoleh melalui wahyu yang otorotif, yang memberikan petunjuk tentang kebenaran yang hakiki dan realitas yang lebih tinggi dari alam semesta fisik.
Secara umum, ada perbedaan mencolok antara worldview yang berkembang dalam tradisi sekuler Barat, Kristen, dan Islam. Worldview sekuler lebih menekankan pada rasionalitas dan fenomena duniawi yang dapat dibuktikan melalui pengalaman inderawi dan eksperimen ilmiah. Sebaliknya, pandangan hidup Kristen lebih banyak dipengaruhi oleh doktrin dan ajaran agama yang bersifat dogmatis, yang menjadi dasar keyakinan dan kehidupan umat Kristen. Dalam Islam, worldview dibangun atas dasar wahyu yang menghubungkan aspek kehidupan duniawi dan ukhrawi, dengan penekanan pada hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama. Pandangan-pandangan tersebut merupakan pengaruh dan hasil dari framework berpikir terhadap suatu peradaban.
Worldview Islam, khususnya, dibangun atas dasar konsep dasar yang terkandung dalam syahadah, yang menjadi fondasi utama bagi pemahaman seorang Muslim tentang Tuhan, kenabian, wahyu, dan ajaran syariat. Dalam hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, syahadah menyatakan bahwa "Islam adalah engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah". Hal ini menegaskan bahwa worldview Islam memiliki dasar keyakinan yang jelas dan utuh tentang Tuhan dan kehidupan setelah mati.
Di sisi lain, konsep agama dalam Islam juga berbeda dengan konsep agama dalam tradisi agama-agama lain. Dalam Islam, agama dipandang sebagai sesuatu yang otentik dan berasal langsung dari wahyu Allah, sementara agama-agama lain, seperti Yahudi dan Nasrani, sering kali dianggap telah mengalami perubahan dan penyimpangan dari ajaran asli mereka. Dalam Islam, agama bukan hanya sekedar kumpulan ajaran atau ritual, melainkan untuk tunduk dan patuh pada kehendak Tuhan.
Akhirnya, worldview Islam mencakup pemahaman yang holistik tentang dunia dan akhirat, serta hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Pandangan hidup ini membentuk cara seseorang melihat hidup, bertindak, dan memahami peranannya di dunia ini, sambil mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih kekal di akhirat. Dengan demikian, worldview dalam Islam bukan hanya merupakan pandangan teoritis, tetapi juga mengarahkan umat Islam untuk bertindak sesuai dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah melalui wahyu dan Rasul-Nya.
C. Penilaian Buku
Buku ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, karena mata kuliah mengenai worldview Islam jarang ditemui di perguruan tinggi. Dengan adanya buku ini, mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang luas serta pemahaman mendalam tentang pandangan hidup Islam. Kelebihan lain dari buku ini adalah banyaknya pernyataan dan kutipan dari berbagai sumber yang relevan. Adapun kekurangannya terletak pada penggunaan bahasa dan istilah-istilah yang mungkin sulit dipahami. Selain itu masih ada beberapa bagian yang penulisannya tidak sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H