Pandemi covid-19 menjadi masalah global, setiap masyarakat diharuskan waspada dan bantu mencegah virus Corona dengan cara tidak berkeliaran.
Memutuskan kuliah daring oleh pemerintah dapat menjadi suka bagi sebagian mahasiswa dan juga menjadi duka bagi sebagianya mahasiswa.
Suka duka kuliah daring menurut saya sendiri sangat tidak masuk akal, formalitas yang diberikan oleh dosen pengampu mata perkuliahan menjadikan mahasiswa jadi bingung sebab berhadapan dengan fasilitas teknologi berbasis internet.
Kuliah daring dari segi mata pelajaran dan diskusi pendidikan juga tidak secara utuh diterima oleh mahasiswa, akhirnya yang tertinggal akan terus tingal.
Absensi kehadiran dalam kuliah daring juga akan menghambat bagi mereka krisis data internet. Sehingga adil dan tidaknya tergantung kepada mahasiswa itu sendiri. Mau atau tidak ya kuliah daring harus tetap dilakukan oleh setiap universitas.
Tidak ada suplai pemerintah terhadap mahasiswa seperti memperdayakan data internet secara gratis justruh akan menghambat perkuliahan mahasiswa dalam sistem daring, sehingga pasrah mahasiswa untuk lebih menuntut ilmu jadi berkurang.
Hal inilah yang menjadi sebuah fenomena dimana mahasiswa akan terus tertinggal, tergantung seberapa data dimiliki oleh mahasiswa, jika tidak ya bagaimana kita harus menyampaikan, memang sistem ini telah disahkan dan telah dilakukan oleh semua universitas di Indonesia.
Akibatnya ketingalan mata kuliah itu yang justruh akan menghambat mahasiswa dalam berkarya. Kedepannya untuk suplai data internet untuk mahasiswi memang harus menjadi prioritas pemerintah, agar mahasiswa mampu memfilter setiap keadaan dalam sistem daring.
Dan bagi mereka mhasiswa perdalaman merasa kuliah daring ini tidak adil ,"karena mereka yang tinggal nya di perdalaman sering kali bermasalah degan jaringa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H