Berdasarkan pengalamannya, Jack pernah dihukum penjara selama enam tahun karena kasus terorisme. Kemudian dia keluar pada tahun 2008.
Kini Jack telah bertekat kembali ke pangkuan pertiwi dan berbaur dengan masyarakat. Warung soto ini merupakan salah satu caranya.
"Di warung ini pernah ada beberapa eks napiter yang bekerja di sini secara bergantian," kata ayah dari 6 anak ini.
Menurut pria kelahiran Kulonprogo, 1 Desember 1976 ini, tidak semua pekerja di sini adalah eks napiter. Satu di antaranya merupakan seorang remaja non-muslim. Pada saat Ganjar mampir, remaja itu sedang libur bekerja untuk beribadah di gereja.
Warung soto yang memiliki sepuluh meja dan dua puluh bangku ini buka mulai pukul 05.30-10.30 WIB. Sekali dalam sebulan, Jack menggratiskan seluruh dagangannya.
"Namanya Jumat Barokah, semua pengunjung gratis makan di sini. Dengan cara ini, setidaknya setiap bulan ada orang yang kangen dengan saya," kata Jack sambil tertawa.
Setelah mendengar cerita tersebut, Ganjar mengapresiasi cara Jack Harun. Menurutnya, Jack Harun mudah diterima kembali oleh masyarakat karena ada niat yang bersangkutan.
"Ini adalah cara reintregasi sosial yang menarik. Selain mendirikan warung soto, Mas Jack juga sering memberikan edukasi terhadap anak-anak muda tentang bahaya terorisme dan radikalisme," ungkap Ganjar.
Dia menambahkan, pemerintah akan memberikan dukungan lewat program-program bagi eks napiter. Tujuannya agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
"Jika eks napiter bekerja sesuai dengan pasionnya itu enak. Pemerintah tinggal memberikan kebutuhannya apa saja. Namun jika belum punya ketrampilan, maka kami berikan pelatihan terlebih dahulu," ucap Ganjar.*
Keyword:
Warung Soto
Mantan Perakit Bom
Ganjar Pranowo
Reintegrasi Sosial