Mohon tunggu...
fahmi sunan
fahmi sunan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Jember

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan dan Inovasi Produk Baru dari Pedagang Cimol oleh Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ Kelompok 43

3 September 2021   18:48 Diperbarui: 3 September 2021   18:53 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut dengan KKN merupakan salah satu bentuk kegiatan mahasiwa Universitas Jember dalam melakukan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini kegiatan KKN yang biasanya dilakukan secara kelompok, maka pada KKN saat ini dilakukan dengan secara mandiri. KKN yang biasanya dilaksanakan di lokasi yang ditentukan oleh LP2M, maka saat ini ditentukan sendiri oleh mahasiswa berdasarkan lokasi domisili atau dapat memilih lokasi diluar domisili dengan alasan tertentu. Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Prodi Ilmu Sejarah yaitu M. Fahmi Sunan mengikuti kegiatan KKN BTV 3 UNEJ dengan tema "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19". 

Pada masa pandemi Covid-19 ini, para mitra dan UMKM di Jember termasuk di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari mengalami dampak yang cukup merugikan seperti perekonomian dan pendapatan masyarakat semakin menurun. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ini mempunyai peran yang sangat penting dalam kesejahteraan masyarakat dan juga menjadi salah satu faktor dalam perbaikan perekonomian di Kelurahan Sumbersari. Disaat keadaan seperti ini, dapat mengganggu perekonomian masyarakat di Kelurahan Sumbersari yaitu salah satunya pedagang cimol di Jalan Jawa depan SMPN 3 Jember.

Cimol merupakan makanan khas dari Bandung, cimol sendiri dalam bahasa sunda memiliki arti yaitu aci di gemol, maksudnya adonan cimol yang terbuat dari bahan aci atau tepung kanji di gemol menjadi bentuk bulat-bulat kecil lalu digoreng, dalam penyajianya cimol biasanya dimakan dengan tambahan taburan bumbu dengan berbagai rasa. Meskipun cimol adalah makanan khas dari Bandung, namun saat ini cimol sudah menjadi makanan yang biasa dijual di berbagai tempat, salah satunya pedagang cimol di Jalan Jawa, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.

Usaha pedagang cimol milik Bapak Agus yang sudah berdiri sejak tahun 2010 di Jalan Jawa, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, sebelum terdapat pedagang – pedagang cimol lainnya. Pendapatan Bapak Agus dalam berdagang cimol ini sebesar Rp 200.000 – 250.000 sebelum pandemi dengan perharinya menyediakan bahan sekitar 10 kg. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Bapak Agus mengalami penurunan dalam perekonomiannya dikarenakan pendapatan yang diperoleh dalam berdagang cimol menurun yaitu sebesar Rp 180.000 per harinya dengan bahan yang disediakan lebih sedikit yaitu 7-8 kg. Kendala yang dihadapi Bapak Agus dalam penjualan cimolnya ini selain pendapatan yang menurun, bahan yang digunakan dalam pembuatan cimol dengan kualitas yang maksimal belum ada disekitar daerah rumahnya, dan kendala dalam pemasaran produk cimol yang masih kurang.

Dalam kegiatan KKN Back To Village III ini, M. Fahmi Sunan memberikan inovasi baru dalam penjualan cimol Bapak Agus. Inovasi baru yang diterapkan yaitu menambahkan produk baru dengan bahan yang digunakan sama yaitu cireng. Selain menambahkan produk baru, juga ditambahkan varian rasa pada cirengnya yaitu keju, daging ayam, sosis, dan abon. KKN BTV III dilaksanakan selama 30 hari dari tanggal 11 Agustus – 9 September 2021. 

Pelaksanaan program kerja KKN diawali dengan identifikasi permasalahan. Dari beberapa permasalahan atau kendala tersebut dapat ditemukan solusi dan hasil yang didapat antara lain, inovasi produk baru yaitu cireng, pembuatan logo produk, kemasan baru dalam siap masak (frozen) dan siap saji, dan pemasaran produk cimol dan cireng secara online menggunakan media marketing online. Pada minggu kedua, sebelum melakukan pembuatan logo produk, dilakukan peyuluhan terkait inovasi produk baru (cireng), setelah itu melakukan pendampingan untuk penentuan komposisi bahan dalam pembuatan cimol dan cireng. Bahan dalam pembuatan cireng tidak jauh beda dengan bahan pembuatan cimol, sehingga mitra tidak perlu menambah modal baru lagi untuk melakukan inovasi baru ini, karena dalam pembuatan cireng juga lebih mudah dan sederhana.

Dokpri
Dokpri

Cara pembuatan cireng, diawali dengan Fahmi (mahasiswa) mengajari cara pembuatannya yaitu yang pertama semua bumbu dihaluskan (bawang putih, ketumbar, royco/garam), kemudian bumbu yang sudah dihaluskan dimasukkan kedalam air panas dan diaduk hingga bercampur. Selanjutnya tepung terigu ditambahkan air panas yang sudah ada bumbunya, dan ditunggu sampai 5 menit, kemudian diaduk, setelah itu ditambahkan tepung kanji, dan diaduk hingga bercampur. Jika adonan sudah tercampur semua, kemudian dilakukan proses mencetak adonan. Produk cireng ini saya tambah beberapa varian rasa baru yaitu keju, daging ayam, abon, dan sosis.

Dokpri
Dokpri

Pada minggu ketiga, setelah pembuatan inovasi produk baru, dilanjutkan pembuatan logo produk cimol dan cireng bersama mitra, pembuatan logo produk ini menggunakan teknologi Aplikasi Canva. Aplikasi Canva digunakan karena selain pembuatan yang lebih mudah dan sederhana, mitra juga dapat memilih template yang sesuai jika ingin membuat desain-desain lainnya. Kemudian, pemilihan kemasan siap saji dan siap masak yang digunakan untuk cireng maupun cimol. Kemasan yang digunakan untuk siap saji yaitu menggunakan steroform & kertas minyak dan kemasan siap masak menggunakan kotak plastik & alat press an (vacum). Kemasan steroform dan kotak plastik jika diletakkan dalam frozen bertahan selama 5 hari, sedangkan jika menggunakan alat pressan dan diletakkan dalam frozen akan bertahan selama 7-10 hari. Dilanjutkan proses packaging kemasan menggunakan logo produk cimol dan cireng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun