Cina telah melakukan berbagai taktik dalam Cyber Influence Operation untuk memperkuat posisinya di Laut Cina Selatan dengan memanfaatkan avatar, bot, dan troll untuk menyebarkan propaganda pro-Cina dan mendiskreditkan lawan-lawannya. Mereka juga menerbitkan postingan dan berita berdasarkan informasi dari luar negeri yang seringkali dimanipulasi, serta menyebarkan berita palsu untuk menyesatkan opini publik. Penerbitan konten besar-besaran tentang topik tertentu bertujuan untuk mendominasi diskusi online, sementara perubahan opini publik secara mendadak dicapai melalui kampanye disinformasi yang terencana. Selain itu, publikasi frasa-frasa negatif digunakan untuk merusak reputasi negara-negara yang menentang klaim Cina di Laut Cina Selatan. Strategi-strategi ini tidak hanya mempengaruhi dinamika geopolitik di wilayah tersebut, tetapi juga menyoroti pentingnya kesadaran dan ketahanan siber.
Indonesia terus memperkuat pertahanannya di Laut Cina Selatan dengan berbagai langkah strategis, khususnya dalam ranah siber. Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah mengadopsi sejumlah inisiatif penting untuk mempertahankan kedaulatan siber negara ini [22]. Sebagai bagian dari upaya ini, Kemhan berkolaborasi erat dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengembangkan rencana kontingensi krisis siber dan mengadakan simulasi secara berkala. Termasuk dalam kolaborasi ini adalah deteksi sinyal di wilayah perairan Laut Cina Selatan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi ancaman siber yang berasal dari aktivitas maritim. Dengan strategi yang telah dilakukan Indonesia serta pemahaman tentang strategi Cina, diharapkan mampu menghadapi dinamika siber dengan lebih adaptif dan inovatif, melindungi kedaulatan wilayahnya di tengah tantangan geopolitik yang semakin kompleks di Laut Cina Selatan.
REFERENSI:
[1] R. Roza, P. P. Nainggolan, S. V. Muhamad, and Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat. Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi, “Konflik Laut China Selatan dan implikasinya terhadap kawasan,” p. 148, 2013.
[2] S. Hao, “Territorial Issues in Asia Drivers , Instruments , Ways Forward Session II: Resources (Energy, Fishing) and Maritime Law,” 7 th Berlin Conference on Asian Security ( BCAS ), pp. 1–11, 2013.
[3] A. T. Alamsyah, “Reklamasi, Pulau Buatan dan Pengelolaan Ruang Maritim,” Maritime Talk, 2016.
[4] P. Mallick, China’s Cyber-Influence Operations, no. May. 2021.
[5] P. Charon and J. Baptiste, Chinese Influence Operation : A Machiavellian Moment. 2021.
[6] B. M. Clarke, “China’s Application of the ‘Three Warfares’ in the South China Sea and Xinjiang,” Orbis, vol. 63, no. 2, pp. 187–208, 2019, doi: 10.1016/j.orbis.2019.02.007.