Don't look back in anger, don't look back in anger. I heard you say
Suara sengau Rooy memenuhi ruangan 3x3 meter menyanyikan Don't Look Back in Anger lengkap dengan gaya istirahat di tempat nan mengangkang dan kepala menengadah ala-ala Liam Gallagher, vokalis Oasis.
Seketika ruangan kos yang pengap karena terisi oleh sekitar 7 pemuda itu riuh oleh tawa.
"Hahahaha. Bener, bener. Gayane gituu", gelak Hanip.
"Harusnya sambil begini", ujar Apip sembari memencet hidungnya. "Biar makin sengau," Pemuda yang hobi beli cilok di gerbang samping kampus itu menambahi.
Unggahan Instagram Oasis tentang lagu Don't Look Back in Anger tembus 1 miliar streams di spotify membuat memori saya melayang. Menembus waktu hingga ke momen-momen itu.
Momen-momen saat tugas-tugas kuliah jadi santapan harian. Juga momen waktu lagu-lagu Oasis mengudara di sekitaran lengkap dengan kelakar yang sebenarnya gak mutu-mutu amat.
'Wow tembus 1 miliar streams di spotify' Pikiran saya kembali ke momen sekarang. Fokus pada unggahan itu lagi.
Don't Look Back in Anger ternyata adalah lagu kedua Oasis yang berhasil mencapai 1 miliar streams di Spotify setelah Wonderwall. Don't Look Back in Anger mencapai prestasi tersebut pada 17 Januari 2025.
Selain itu, lagu yang telah rilis pada 1995 ini juga pernah sabet penghargaan sebagai Single No. 1 UK di spotify sebelumnya.
Oh ya, Don't Look Back in Anger merupakan single ke-4 dari salah satu album ikonik Oasis bertajuk (What's the Story) Morning Glory?.
Album ini juga berisi hits Wonderwall dan Champagne Supernova. Album yang tentunya banyak mengisi telinga pendengar bukan hanya dengan musikalitas band asal Manchester itu namun juga kenangannya.