Mohon tunggu...
Fahmi Nouval Dzulfikri
Fahmi Nouval Dzulfikri Mohon Tunggu... Musisi - Musisi

Seorang penikmat dan pencipta musik yang memiliki ketertarikan dibidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logical Fallacy: Ketika Metafisika Diasosiasikan dengan Hal Mistis atau Ghaib

10 Oktober 2023   10:19 Diperbarui: 10 Oktober 2023   10:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bidang filsafat metafisika, ada banyak perspektif yang dapat dipertimbangkan. Ini termasuk:

Ontologi: Pandangan ini berbicara tentang apa itu keberadaan dan apa yang terkait dengannya. Berbeda dengan metafisika yang berfokus pada hakikat yang ada, ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu.

Epistemologi: Pendekatan ini berbicara tentang pengetahuan dan metodenya. Epistemologi berbicara tentang bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana mereka mengetahui yang benar. Dalam metafisika, epistemologi berfungsi sebagai dasar untuk pemikiran dan memahami apa itu keberadaan.

Aksiologi: Sudut pandang ini membahas tentang nilai dan penilaian. Aksiologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu etika dan estetika. Etika membahas nilai moral dan bagaimana manusia harus bertindak, sedangkan estetika membahas nilai keindahan.

Kosmologi: Sudut pandang ini membahas tentang bagaimana alam semesta, termasuk manusia, dan segala isinya. Ini membahas tentang asal-usul alam semesta, strukturnya, dan hubungan antara benda-bendanya. Metafisika dan pemikiran filosofis didasarkan pada kosmologi. Ini juga membentuk dasar untuk memahami bagaimana dunia ini terjadi dan apa yang sebenarnya terjadi dengannya.

Dalam sejarah filsafat, banyak ahli yang mempelajari metafisika. Contoh-contoh penerapan Sila ke-4 Pancasila atau aspek pengamalan Pancasila tidak terkait dengan sudut pandang metafisika filsafat. Namun, Aristoteles, Immanuel Kant, Martin Heidegger, dan Al-Ghazali adalah beberapa ahli yang mempelajari metafisika.

Aristoteles dianggap sebagai pendiri metafisika, dan dia percaya bahwa metafisika adalah ilmu yang menyelidiki hal-hal mendasar dari segala sesuatu. Objek penelitian metafisika tidak terbatas pada hal-hal inderawi. Kant mempertahankan metafisika generalis dan menganggapnya sebagai pengetahuan kefilsafatan tentang akal murni dalam hubungan sistematis. Martin Heidegger mengatakan bahwa metafisika tidak mungkin lagi, bersandar pada Nietzsche. Menurut Al-Ghazali, setiap orang memiliki dua sisi: sisi jasmani dan sisi rohani.

Sebagai kesimpulan dari pembahasan diatas, kita tahu bahwa metafisika tidak terlibat dengan hal-hal mistis. Metafisika adalah bidang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar dan berada di luar jangkauan manusia. Bidang ini membicarakan tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada di alam nyata, tanpa terbatas pada apa yang pancaindra manusia dapat terima.

Meskipun ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan metafisika, seperti mistik atau ilmu gaib, mereka tidak terkait dengan hal-hal mistis; mereka lebih mengacu pada pengetahuan yang melebihi pengalaman manusia dan dapat dijelaskan secara rasional dengan memahami alam metafisika. Oleh karena itu, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa metafisika tidak terkait dengan hal-hal mistis atau ghaib.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun