Dengan data bahwa kita adalah negara peringkat ke-2 sebagai pengguna TikTok, tentunya minat pasar sudah terbentuk, seperti ketertarikan, kegiatan bahkan data dari masyarakat kita sudah ada di bank datanya TikTok. Ini sangatlah memudahkan TikTok Shop dalam menawarkan barang karena algortimanya sudah terbentuk tanpa perlu riset pasar ulang.
Karena telah mengetahui pasarnya seperti apa, khususnya diIndonesia, maka dari itu sangatlah ideal ketika TikTok Shop berperan sebagai produsen yang menjual barangnya sendiri dengan harga yang relatif sangat murah. Sederhananya, jika kita membeli baju di pabriknya langsung, pasti harganya akan lebih murah dibandingkan harga yang ada di tokonya.
Ditambah lagi dengan keberadaan kantor TikTok itu sendiri sebagai keuntungan tersendiri untuk ownernya. Sebagian kita pasti sudah tahu bahwa TikTok berasal dari china tepatnya dibeijing, karena pemilik aplikasi ini adalah ByteDance (sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing).
Beberapa dari kita tahu, bahwasannya china sudah menerapkan politik yang bernama poltik dumping. Dumping sendiri adalah sebuah kebijakan dimana barang yang diekspor dan dijual diluar negaranya dihargai dengan murah dengan tujuan menguasai pasar dari negara yang diekspornya.
Inilah yang menyebabkan kenapa harga yang tertera atau dtawarkan melalui TikTok Shop bisa lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh penjual dari negara kita sendiri, yang mana sebenarnya produknya bisa dikatakan sama. Dari hal tersebut maka, pemerintah Indonesia melakukan langkah dengan menutup TikTok Shop, karena hal tersebut bisa menjadi ancaman untuk UMKM di Indonesia itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H