Marcus Rashford menjadi mimpi buruk bagi timnya sendiri. Aura keberadaan di timnya begitu tipis dengan kontribusinya terhadap lini serang Manchester United yang begitu minim. Padahal, musim lalu ia menjadi tulang punggung setan merah dalam urusan menjebol gawang lawan. Lantas, mengapa Rashord jadi begini ?
Musim ini,Tampil Menggila di Musim Lalu
Bukan hal yang berlebihan jika menyebut Marcus Rashford sebagai tulang punggung dalam urusan mencetak gol musim lalu. Karena memanh sang pemain menunjukan performa yang luar biasa di musim 2022/23. Tercatat, musim lalu di EPL Marcus Rashford berhasil mencetak 17 gol dan 5 asist di 35 pertandingan. Â Tak jarang ia keluar sebagai pemecah kebuntuan.
Setelah mengakhiri musim 2021/22 dengan hanya mencetak total 5 gol dan 2 asist di semua kompetisi, Marcus Rashford bangkit setelah United ditangani Erik Ten Hag. Ditangan pelatih berkepala gundul itu, perlahan namun pasti, Rashford mengalami peningkatan performa. Pada paruh pertama musim 2022/23, Rashford jarang mencetak gol. Tapi di paruh kedua, lain lagi ceritanya. Peningkatan performa Rashford mulai terlihat setelah dirinya diberi hukuman ringan oleh Ten Hag, akibat dari telat menghadiri rapat tim jelang pertandingan melawan Wolverhampton Wanderers. Ten Hag mencadangkannya.
Erik Ten Hag telah mengembalikan performa Rashford yang sejak dulu dicintai publik United. Tercatat, musim 2022/23 ia mencetak total 30 gol dan 11 asist di semua kompetisi !
Penurunan Performa di Musim Ini
Ketajaman sang pemain mulai sirna saat United memulai musim baru. Rashford seperti pemain yang berbeda di musim ini. Kali ini, ia benar-benar bermain tanpa visi dan misi yang jelas. Performa Rashford benar-benar jauh dari perkiraan. Hingga pekan kesebelas Liga Inggris, Rashford hanya bisa mencetak sebiji gol saja. Dengan menurunnya performa sang pemain, cemoohan dari fans kepadanya mulai memenuhi seluruh kanal berita dan  media sosial.
Faktor Menunurunnya Performa
Rahford hampir tak tergantikan di skuad utama Manchester United musim lalu, tercatat ia bermain selama 4.300 menit di level klub. Belum lagi di level tim nasional Inggris yang dimana ia selalu menjadi langganan dibawah asuhan Gareth Southgate. Akibat dari jadwal yang padat itu, tenaga yang terus dipakai membuat Rashford kelelahan, sehingga berdampak pada performanya musim ini.
Selain Kelelahan, Rashford juga sedang bermasalah dengan rekan setimnya, Rasmus Hojlund karena belum menemukan ritme permainan yang tepat bagi keduanya. Saat berduet dengan Hojlund, pengambilan keputusan Rashford sangat buruk, Tak jarang, ia terlalu asik dengan dirinya sendiri.
Pengaruh eksternal pun berpengaruh pada sang pemain. Persis sebelum musim 2023/24, Rashford baru saja mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, Lucia Loi. Padahal, keduanya sudah bertunangan pada bulan Mei tahun lalu. Hal ini berdampak pada psikologis Rashford ketika bermain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H