Mohon tunggu...
Fahmi Malik
Fahmi Malik Mohon Tunggu... lainnya -

Saya lahir di kota Sukabumi, kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Bandung serta bekerja di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

KB Rangunan: Kebun Binatang atau Kebun Raya?

7 Oktober 2013   10:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:53 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kurang pas kiranya apabila terlalu banyak penjual makanan di berbagai sudut Kebun Binatang. Jumlah pedagang eceran menurut saya terlalu banyak. Mungkin bisa menerapkan kebijakan pembatasan jumlah pedagang seperti yang dilakukan oleh Kebun Raya Bogor, sehingga keasrian dan keindahan tempat bisa tetap terjaga. Kalaupun, KB Rangunan ditujukan sebagai tempat wisata untuk kalangan masyarakat kebanyakan, namun menurut saya kebersihan, kenyamanan dan ketertiban tetap harus diutamakan.

Kebun Raya Rangunan mungkin dapat dijadikan percontohan bagi taman kota di Jakarta. Sebagai tempat berkumpul, berolahraga dan melestarikan flora khas tropis. Hal ini, selaras dengan kebijakan Gubernur DKI untuk terus mempertahankan dan menambah jumlah taman sebagai paru-paru ibukota.

Sekiranya masih ingin dipertahankan, tidak ada jalan jalan, kecuali dengan peningkatan profesionalisme pengelolaan. Bangga rasanya apabila Rangunan bisa menjadi tempat tujuan wisatawan asing, seperti Kebun Binatang Singapura atau Taronga Zoo di Sydney. Sebagai salah satu negara dengan kenakeragaman hayati terbesar di dunia, lumrah rasanya apabila kita mempunyai kebun binatang dengan kualitas internasional.

Salah satu hal sederhaana adalah dengan menciptakan mascot yang mudah untuk dikenal, seperti Koala dan Kangguru di Australia dimana pengunjung dapat mudah berinteraksi dan mengabadikan momen bersama dengan sang maskot.

Saya yakin, meski harga naik, namun jumlah pengunjung tidak akan menurun. Dengan peningkatan kualitas, citra KB Rangunan akan semakin baik dan dapat menarik pengunjung dari berbagai kalangan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun