Mohon tunggu...
Fahmi Helmi Rahmania
Fahmi Helmi Rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Edukasi Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Mengurangi Kasus Demam Berdarah

17 September 2024   13:15 Diperbarui: 17 September 2024   13:20 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FAHMI HELMI RAHMANIA/191241071

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

           Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat di Indonesia, dan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Penyebab DBD adalah virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, virus masuk ke dalam tubuh manusia. Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki. Nyamuk ini aktif terutama pada pagi hingga sore hari. Mereka lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk dibandingkan di luar rumah yang panas.

Faktor risiko seseorang terkena DBD antara lain tinggal atau bepergian ke daerah tropis. Daerah yang berisiko meliputi Asia Tenggara, pulau-pulau di Pasifik Barat, Amerika Latin, dan Afrika. Selain itu, memiliki riwayat terinfeksi virus dengue sebelumnya juga meningkatkan risiko mengalami gejala yang lebih parah ketika terkena DBD. Usia di bawah 15 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena demam dengue dan DBD.

           Terkait upaya mencegah DBD, kerap kali kendalanya berasal dari masyarakat, yaitu pengetahuan masyarakat yang minim sehingga turut memengaruhi sikap maupun perilaku dalam mencegah penyakit tersebut. Peranan petugas kesehatan pun amat dibutuhkan untuk mencegah sebaran DBD. Dengan rangsangan dari luar, paling tidak bisa memengaruhi perilaku masyarakat untuk tanggap terhadap pencegahan dan penanganan DBD. Kesigapan petugas kesehatan bisa memengaruhi penurunan kasus DBD, misal ketersediaan petugas lapangan yang memantau secara berkala bersama dengan petugas jumantik.

           Salah satu peran utama tenaga kesehatan masyarakat adalah memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Mereka mengajarkan cara-cara pencegahan DBD, seperti cara mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypty dan menjaga kebersihan lingkungan. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan DBD dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Tenaga kesehatan masyarakat bertindak sebagai penggerak dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk melalui program PSN 3M Plus. Mereka mengorganisir dan memobilisasi masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekitar, menguras tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Selain peran di lapangan, tenaga kesehatan masyarakat juga terlibat dalam advokasi kebijakan kesehatan. Mereka mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung program-program pencegahan DBD dengan menyediakan dana, sumber daya, dan kebijakan yang diperlukan. Advokasi ini penting untuk memastikan bahwa upaya pengendalian demam berdarah mendapatkan dukungan yang memadai dan berkelanjutan. Advokasi ini termasuk mempromosikan kebijakan yang mendukung kegiatan PSN, penyuluhan masyarakat, dan dukungan untuk penelitian lebih lanjut.

Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam mengurangi kasus demam berdarah sangatlah penting dan beragam. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai penyedia informasi, tetapi juga sebagai penggerak komunitas, pengawas, dan advokat. Keberhasilan dalam mengendalikan demam berdarah sangat bergantung pada upaya kolaboratif antara tenaga kesehatan masyarakat, pemerintah, dan masyarakat itu sendiri. Dengan peningkatan edukasi, surveilans yang efektif, dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan angka kejadian demam berdarah dapat terus menurun di masa mendatanng.

KATA KUNCI : Edukasi, Nyamuk, Virus

          

 

DAFTAR PUSTAKA

Yunita, Theresia Rina. (2024). Demam Berdarah Dengue. https://www.klikdokter. com/penyakit/masalah-infeksi/demam-berdarah-dengue [online]. (diakses tanggal 10 September 2024)

Wirna, Shintia, Jihad, Faidul Fikri, dkk. 2023. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN INFORMASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), pp. 57

Sucanta Cakranegara, J.J. 2021. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia (2004-2019). Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 7(2), pp.1-15.

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan. 2023. Advokasi Rekomendasi 

Kebijakan DBD di Kabupaten Kudus. https://b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id /r-advokasi-rekomendasi-kebijakan-dbd-di-kabupaten-kudus [online]. (diakses tanggal 12 September 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun