Kedua, orang tua perlu memahami teori pemerolehan bahasa behaviorisme untuk membantu anak memperbaiki pengucapan mereka. Ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh pengucapan yang benar dan memberikan pujian atau penghargaan setiap kali anak berhasil mengucapkan kata dengan benar. Sebagai contoh, jika anak mengatakan “pintel,” orang tua dapat dengan lembut membetulkannya menjadi “pintar” sambil memberikan umpan balik positif.
Ketiga, memperkaya lingkungan bahasa anak melalui aktivitas membaca bersama, mendengarkan lagu-lagu edukatif, atau bahkan menggunakan media seperti video pembelajaran dapat memberikan input linguistik yang lebih beragam. Astuti (2021) dalam penelitiannya juga menyarankan upaya meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini melalui metode bercerita dengan menggunakan media gambar, yang mana hasil penelitiannya terhadap perkembangan bahasa anak dengan metode bercerita dengan menggunakan media gambar memperlihatkan secara jelas perkembangan atau peningkatan kemampuan bahasa pada anak. Anak yang cadel lama-kelamaan kemajuan bahasanya juga semakin baik, kosakatanya pun juga semakin bertambah dan pengucapan katanya juga semakin jelas.
KESIMPULAN
Pemerolehan bahasa pada anak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan mereka. Kebiasaan buruk dalam penggunaan bahasa, seperti mengganti kata-kata formal dengan bahasa bayi, dapat menghambat perkembangan fonologis anak dan menyebabkan masalah cadel. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memberikan stimulasi verbal yang tepat, memperbaiki kesalahan pengucapan anak dengan cara positif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan bahasa. Dengan pemahaman terkait pentingnya interaksi verbal yang baik, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa yang lebih baik, sehingga mereka dapat berkomunikasi secara efektif di berbagai konteks kehidupan. Dan hal tersebut tidak hanya ditujukan kepada orang tua saja, dukungan pendidik dan lingkungan sekitar sang anak juga sangat diperlukan untuk memastikan sang anak tumbuh dengan kemampuan berbahasa yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. (2021). Upaya meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini melalui metode bercerita dengan menggunakan media gambar pada anak RA. ITTIHAD, 5(1).
Azis. (2012). Pemerolehan kosakata bahasa pertama anak kedua usia 16 bulan. Jurnal Retorika, 8(2).
Firdhayanty. (2021). Pemerolehan bahasa anak usia 3-4 tahun: Kajian psikolinguistik. Wahana Literasi: Journal of Language, Literature, and Linguistics, 1(1).
Kartika, S. (2024). Pemeroleh tataran fonologi anak usia 3 tahun serta kerancuan bahasa yang dialami: Kajian psikolinguistik. Semantik: Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 2(2), 158–168.
Nina, T., Fakhrunnisa, R., Dewanti, L., & Maya. (2023). Kajian psikolinguistik pada pemerolehan bahasa anak speech delay usia 2-3 tahun di Kec. Rancabungur Kab. Bogor. Jurnal Ilmiah Hospitality, 12(1), 2088–4834.
Puspita, C. A., dkk. (2019). Analisis bahasa lisan pada anak keterlambatan bicara (speech delay) usia 5 tahun. Lingua, 15(2).