Mohon tunggu...
M. Fahmi Dimas Prayogi
M. Fahmi Dimas Prayogi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Perikanan (Aquaculture)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Lele Sebagai Pupuk Organik Cair dan Kultur Pakan Alami Bernilai Ekonomis Tinggi

29 Maret 2023   22:11 Diperbarui: 29 Maret 2023   22:22 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lele merupakan salah satu ikan yang memiliki kemampuan tumbuh kembang yang sangat pesat. Ikan ini dapat dibudidayakan dalam skala rumahan hingga skala besar. Lele memiliki nafsu makan yang sangat tinggi, sehingga butuh asupan makanan yang tinggi. Hal tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar amonia yang terkandung di dalam kolam lele. 

Apabila tidak segera ditangani, maka amonia tersebut akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Beberapa peternak menerapkan sistem RAS (Resirculating Aquaculture System), Bioflok, dan semacamnya. Sehingga kolam lele dapat dikontrol dengan baik. Namun, tidak sedikit peternak lele yang membuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu. Sehingga menimbulkan polusi yang mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar.

Sebelum di buang, alangkah baiknya jika kita mengolah limbah lele menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah lele dapat diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC) berkualitas dan kultur pakan alami yang memiliki nilai ekonomis tinggi. 

Limbah lele mengandung nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Sebelum dimanfaatkan, limbah lele di fermentasi dahulu selama 3-7 hari menggunakan campuran molase dan probiotik. 

Setelah itu, POC dapat dijual atau dimanfaatkan langsung ke tanaman. Untuk kultur pakan alami, limbah ikan lele ditampung terlebih dahulu di media yang dapat terpapar langsung oleh sinar matahari. 

Selanjutnya ditambahkan campuran molase dan probiotik yang sudah terfermentasi secukupnya, kemudian aduk hingga merata. Ulangi pengadukan selama 3-5 hari hingga air limbah lele berwarna hijau pekat. 

Lalu, masukkan starter Moina sp. Kedalam media kultur dan tunggu hingga 5-7 hari. Populasi Moina sp. akan  membludak di hari ke-7 dan siap dilakukan pemanenan. 

Moina sp. dapat dijual dan dijadikan pakan alami untuk ikan hias yang berukuran kecil atau dapat dimanfaatkan kembali untuk pakan benih lele. Moina sp. mengandung nutrisi yang mendukung proses tumbuh kembang benih ikan. Sehingga, hal tersebut dapat menekan biaya pengeluaran sehingga kita dapat penghasilan yang optimal.

Limbah ikan lele sebenarnya mimiliki segudang manfaat jika dapat diolah dengan baik. Maka dari itu, kita harus bijak dalam mengolahnya agar tidak mencemari dan dapat memberikan dampak yang baik bagi peternak maupun lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun