Berkilo-kilo jarak sudah kami lalui akhirnya sampai juga, mulanya kami binggung apakah objek wisata ini dibuka untuk umum atau tidak melihat kondisi yang sangat sepi dari pengunjung. setelah bertanya pada petugas keamanan yang tidak lain adalah warga setempat, kami mulai masuk kedalam objek wisata tidak ada biaya yang dikeluarkan hanya biaya parkir saja Rp. 5.000 untuk 1 unit motor.Â
Hal pertama yang kami rasakan ketika sampai ialah rasa puas yang tidak mampu diungkapkan dengan kata-kata sepanjang kami disuguhi dengan pemandangan ikan glodok dan kepiting yang sangat banyak. Memasuki lebih dalam kita dapat melihat kondisi sungai yang deras dan air yang dingin serta ikan-ikan yang meloncat kesana kemari. burung-burung khas daerah pantai dan suara-suara hutan lainnya masih sangat banyak disana. Hutan mangrove memang merupakan kawasan hidup bagi satwa-satwa endemik seperti ikan glodok tersebut.
Namun sayang titik akhir dari pusat wisata ini belum mengarah ke bibir pantai, informasi yang kami dapatkan warga dan pemerintah berencana akan memperpanjang rute sampai ke bibir pantai, semoga saja rencana ini cepat berjalan sehingga akan menarik lebih banyak pengunjung kedepannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H