Mohon tunggu...
fahmi ats
fahmi ats Mohon Tunggu... Lainnya - belajar

pelajar biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gak Tau Ayam Broiler?

2 Mei 2021   14:00 Diperbarui: 2 Mei 2021   14:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayam pedaging atau broiler merupakan salah satu jenis ternak unggas sebagai sumber protein hewani yang dimanfaatkan dagingnya. Permintaan daging ayam broiler semakin meningkat, hal itu karena harga daging yang terjangkau dan mudah dalam memperolehnya. Menurut BPS (2018), populasi ayam ras pedaging menurut provinsi dari tahun 2009-2017 mengalami peningkatan. Ayam pedaging atau broiler mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi dan bergantung pada komponen impor seperti pakan.

 Pakan mempunyai peranan yang penting dalam industri peternakan dan merupakan biaya terbesar dalam usaha peternakan. Ketersediaan pakan unggas juga harus kontinyu, tersedia sepanjang tahun. Pakan broiler harus mengandung nutrien yang dibutuhkan ternak. Kandungan protein dan energi merupakan komponen utama penyusun pakan. Menurut Tillman et al. (1998), komponen utama penyusun pakan yang pertama kali diperhitungkan adalah kandungan protein dan energinya.

Ayam broiler (ayam pedaging) dikembangkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ayam broiler merupakan ternak ayam yang paling cepat pertumbuhannya, hal ini karena ayam broiler merupakan hasil budidaya yang menggunakan teknologi maju, sehingga memiliki sifat- sifat ekonomi yang menguntungka yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta menghasilkan daging berkualitas serat lunak (Murtidjo, 1987). Laju pertumbuhan yang cepat pada ayam pedaging selalu diikuti perlemakan yang cepat, dimana penimbunan lemak yang cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya bobot badan. Pertumbuhan yang cepat pada ayam pedaging yang sering diikuti pelemakan yang tinggi, keadaan ini menjadi masalah bagi konsumen yang menginginkan daging ayam dengan perlemakan yang rendah.

Salah satu alternatif pilihan yang dapat dilakukan sebagai terobosan dalam pencegahan penyakit koksidiosis adalah dengan pemberian temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb). Penggunaan temulawak sebagai pengobatan telah banyak dilaporkan, diantaranya adalah sebagai antibakteri, menurunkan kadar kolesterol, menghilangkan nyeri, anti radang, dan menurunkan panas serta menghaluskan kulit. Selain itu, juga bermanfaat mencegah penyakit lever dan melancarkan air seni, mengurangi gangguan penyakit hepatitis, batu empedu, sakit maag, ginjal, asma, bisul, kolesterol, eksem, menambah nafsu makan, bau badan, sembelit, memperbanyak ASI, sariawan, menghilangkan nyeri haid, dan batuk, anti diare, dan anti inflamasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun