Kopi Klotok, merupakan rumah makan yang terletak di jalan Kaliurang KM 16 ini sudah tak asing bagi setiap wisatawan yang mengunjungi daerah Yogyakarta. Suasana di Kopi Klotok tidak hanya menawarkan aroma kopi yang khas, tetapi juga membangkitkan nostalgia akan warisan budaya.Â
Begitu melangkah masuk, ornamen ornamen kayu cantik menuntun wisatawan untuk mengenang rumah nenek dahulu, sementara aroma rempah-rempah lokal semerbak memenuhi udara, menghadirkan cerita tentang kekayaan tradisi nusantara yang terus digunakan sampai saat ini.
Waktu itu saya berkunjung ke rumah makan Kopi Klotok bersama orang yang saya banggakan. Mengunjungi kopi klotok merupakan pengalaman saya ke 2 kalinya dan menurut saya keaslian warung ini masih tetap terasa. Jujur saya sendiri tidak bisa meminum kopi karena ada asam lambung yang sering kali sakit.Â
Akan tetapi, aroma minuman kopi di restoran ini tidak bisa diremehkan. Setiap tegukan dari kopi yang wisatawan coba  mengantar mereka pada petualangan cita rasa yang mengagumkan. Secangkir kopi hitam memaparkan keberanian dalam kepedasan yang lembut, memberikan kehangatan yang menyatu dengan pesona rasa kopi yang kuat namun halus ketika mengunjungi warung ini.
Nasi sayur lodeh yang gurih terpampang di atas piring, menambahkan kelembutan cita rasa tradisional yang tak terlupakan. Ketika disantap, tekstur garing dari telur goreng jadul menyatu dengan rempah-rempah lokal, menambah kelezatan setiap suapannya dan untuk menyempurnakanya, saya memesan es teh serta air es yang nikmat.
Suasana disana memang tidak dapat diremehkan apalagi ketika menyantap hidangan penutup berupa pisang goreng. Â Pisang goreng ini memiliki speciality yang dilihat dari kematangan pisang yang pas dan pemilihan tepung goreng yang enak menurut saya serta didukung suasana yang tradisional menambah rasa dari makanan ini meningkat berkali kali lipat.
Suasana di Kopi Klotok memang menjadi jendela yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Seakan membawa para pengunjungnya pada perjalanan melintasi waktu, dari aroma kopi yang merekah hingga sentuhan masakan tradisional yang menggugah selera.
Di sinilah warisan budaya menjadi hidangan yang tak hanya memuaskan lidah, tetapi juga jiwa yang haus akan cerita masa lalu yang tak terlupakan. Tempat ini bukan sekadar rumah makan, melainkan wadah perjumpaan antara wisatawan dengan akar budaya yang mendalam, tempat berbagi cerita, berkumpul bersama teman, sahabat dan keluarga. Tempat menyuguhkan lebih dari sekadar sajian lezat, tetapi pengalaman yang melampaui batas ruang dan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H