Mohon tunggu...
mukhammad fahmiadi
mukhammad fahmiadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Yes Man

Surfing The World

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Seseorang Suka Sering Beralasan?

2 Agustus 2023   20:56 Diperbarui: 2 Agustus 2023   21:07 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Beralasan atau alasan sering kali menjadi pelarian manusia dari tanggung jawabnya. Meskipun kita semua mungkin pernah melakukan ini dalam hidup kita, fenomena ini masih membingungkan banyak orang. Apakah itu merupakan bentuk ketidakjujuran diri atau hanya upaya untuk melindungi diri dari ketidaksempurnaan? Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi berbagai aspek mengenai mengapa seseorang suka sering beralasan dan bagaimana fenomena ini dipahami dari perspektif filsafat.

1. Menghindari Rasa Bersalah

Beralasan sering kali menjadi cara bagi seseorang untuk menghindari rasa bersalah atas tindakan atau keputusan mereka. Mereka mencari pembenaran untuk perbuatan mereka yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang diyakini. Misalnya, seseorang mungkin beralasan bahwa ia terlambat karena kemacetan lalu lintas, padahal sebenarnya dia tidak bisa mengatur waktunya dengan baik. Penyembunyian ini memberikan kenyamanan sesaat, tetapi pada akhirnya, itu hanya menghindari konfrontasi dengan diri sendiri.

2. Ketakutan Menghadapi Konsekuensi

Alasan lain di balik kecenderungan seseorang untuk sering beralasan adalah ketakutan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka mungkin takut dihukum atau dikecam oleh orang lain, sehingga mencari cara untuk mengalihkan perhatian dari tindakan mereka yang sebenarnya. Ini bisa menjadi cerminan dari kurangnya kedewasaan dan kematangan dalam menghadapi keputusan yang dibuat.

3. Menghindari Penolakan dan Kritik

Beralasan juga dapat berfungsi sebagai bentuk perlindungan dari penolakan dan kritik. Manusia secara alami ingin diterima dan disetujui oleh orang lain, dan ketika tindakan atau pendapat mereka dipertanyakan, mereka cenderung merasa terancam. Dengan beralasan, mereka berharap bisa meyakinkan orang lain atau bahkan diri mereka sendiri bahwa apa yang mereka lakukan atau katakan adalah benar.

4. Menghadapi Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah bagian alami dari hidup, dan seringkali orang merasa tidak nyaman menghadapinya. Beralasan bisa menjadi cara untuk mencari pegangan dalam situasi yang tidak jelas atau sulit dipahami. Ini juga bisa menjadi bentuk ketakutan akan kegagalan, di mana seseorang mencoba untuk merencanakan segalanya secara rinci agar terhindar dari kemungkinan kesalahan.

5. Kebiasaan dan Pola Pikir

Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan bawaan untuk sering beralasan karena sudah menjadi kebiasaan atau pola pikir dalam hidup mereka. Mereka mungkin tumbuh dengan lingkungan di mana beralasan adalah cara yang diterima untuk menghadapi kesalahan atau masalah, dan akhirnya mengadopsi pola pikir tersebut sebagai bagian dari identitas mereka.

6. Rasa Tidak Percaya Diri

Ketidakpercayaan diri seringkali menjadi akar dari kebiasaan beralasan. Orang yang tidak percaya diri cenderung meragukan kemampuan mereka sendiri dan takut bahwa kekurangan mereka akan diungkapkan oleh orang lain. Dengan beralasan, mereka berharap untuk menghindari situasi yang menantang dan mempertanyakan diri mereka sendiri.

7. Membangun Citra Positif

Sebagian orang mungkin menggunakan berbagai alasan sebagai cara untuk membangun citra positif tentang diri mereka sendiri di hadapan orang lain. Mereka ingin terlihat sempurna dan tanpa cela, sehingga mencari cara untuk mengaburkan kenyataan dengan alasan yang dibuat-buat. Meskipun ini mungkin berhasil untuk sementara waktu, pada akhirnya, kejujuran dan integritas akan selalu menjadi kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan bermakna.

8. Menjaga Keseimbangan Mental

Dalam beberapa kasus, beralasan mungkin menjadi mekanisme koping untuk menjaga keseimbangan mental seseorang. Ketika seseorang menghadapi tekanan yang berat atau situasi emosional yang sulit, mereka mungkin mencari cara untuk mengalihkan perhatian atau meredakan tekanan dengan beralasan. Namun, penting untuk diingat bahwa mekanisme koping semacam itu hanya memberikan manfaat jangka pendek dan mungkin tidak membantu dalam jangka panjang.

Beralasan adalah bagian alami dari manusia, tetapi kita harus berusaha untuk tidak menggunakan itu sebagai pelarian dari tanggung jawab kita. Jika kita ingin tumbuh dan berkembang sebagai individu, kita perlu belajar untuk menghadapi kenyataan dengan jujur, mengambil tanggung jawab atas tindakan kita, dan memahami bahwa kesalahan adalah bagian tak terpisahkan dari proses belajar. Hanya dengan menghadapi ketidaksempurnaan kita dengan penuh keberanian dan integritas, kita dapat mencapai pertumbuhan pribadi yang sejati dan membangun hubungan yang kuat dan bermakna dengan orang lain.

Jadi, mari kita tinggalkan kecenderungan beralasan dan berkomitmen untuk menjadi lebih jujur dengan diri sendiri dan orang lain. Dengan begitu, kita dapat menciptakan dunia di mana kejujuran dan integritas dihargai, dan di mana setiap langkah yang kita ambil menuju pertumbuhan dan kesejahteraan diri akan membawa kita lebih dekat menuju kebahagiaan dan keberhasilan sejati.

Referensi: alasan.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun