Mohon tunggu...
fahmi yunisa
fahmi yunisa Mohon Tunggu... -

swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetap Waras!! (Sekelumit Kisah dengan Parkir)

16 Oktober 2013   20:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deg-degan karena si tukang parkir pake mengancam untuk adu otot bahkan "menghabisi" di tempat. Kalo diliat dari ukuran badan, pastilah saya menang, karena badan dia lebih kurus dan lebih pendek dari saya. Tapi gimana kalo dia manggil teman-temannya yang ada di seberang jalan? Tamatlah riwayat saya. Atau gimana kalo dia menyakiti anak saya yang baru berusia 2 tahun? mungkin dia masuk penjara, tapi gimana nasib anak saya?

Akhirnya, tanpa banyak berpikir, saya dan isteri serta anak saya langsung meninggalkan resto itu. Saya masih waras dan masih bisa berpikir jernih. Kami tidak ingin berlama-lama di sana. Kami tidak mau santap siang kami dibayang-bayangi akan ketidak selamatan diri keluarga saya. Lebih baik menjauh daripada bertahan di sana dan tertimpa masalah. Si tukang parkir sudah tidak bisa  berpikir jernih. Mungkin dalam pikirannya hanya ada " kasih saya uang atau saya kasih kamu (bogem)"!!

Dari kisah saya tersebut ada beberapa poin penting yang bisa saya sarikan :

1. Selalu berpikir, berkata dan bertindak sebagai orang waras dalam menghadapi segala kondisi kehidupan, baik itu dalam kesenangan maupun kesusahan

2. Sudah saatnya tata kelola perparkiran di jogjakarta mulai ditertibkan. Parkir merupakan potensi pemasukan daerah yang sangat besar, bila dikelola secara baik oleh pemda. Anggaran daerah bisa digenjot dari parkir ini. Siapa tau mimpi saya jogja mempunyai transport massal yang memadai bisa jadi kenyataan

3. Premanisme harus diberantas, termasuk preman yang berkedok usaha , seperti halnya parkir ilegal ini

4. Pelayanan prima tidak hanya diberikan di dalam ruang resto saja (pelayan resto, kualitas makanan dan minuman, kebersihan), tapi bahkan harus dimulai dari pintu gerbang resto (tukang parkir)

Salam!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun