"Alhamdulillah Pak, udah selesai pembuatan sekat untuk ruang persiapan. Kemarin juga udah sekalian dipasang pendingin ruangan. Jadi udah siap digunakan laboratorium komputernya", ucap Iwan kepadaku membuka pembicaraan di senin pagi itu. Iwan adalah Asisten Laboratorium Komputer di sekolah tempatku mengajar.
Setelah sebulan diresmikan, ruang laboratorium komputer ini baru siap digunakan. Karena sebelum digunakan harus disetting dulu jaringan kelistrikan, LAN dan pemasangan pendingin ruangan, juga pembuatan ruang persiapan yang sekaligus bisa difungsikan sebagai ruang server dan ruang kerja asisten labkom.
"Alhamdulillah Mas Iwan, udah ga sabar rasanya bisa ngajar praktik di laboratorium komputer yang baru", jawabku dengan penuh antusias.
"Hari ini bisa langsung dipake Pak, kalo bapak mau" Tambah Iwan seraya tersenyum.
"Oke Mas, hari ini kebetulan saya ada jadwal ngajar di kelas XII Mipa 2, dan XII Mipa 4 di jam 3-4 dan 5-6. Ntar anak-anak aku suruh langsung masuk ke labkom aja ya?"
"Oke Pak, siiip".
Jam sudah menunjukkan waktu pukul setengah 12, yang artinya lima belas menit lagi bel istirahat kedua akan berbunyi. Aku pun beranjak dari tempat duduk lalu berdiri di depan papan tulis untuk menjelaskan review materi praktikum hari ini. Mereka aku minta untuk menyudahi aktifitas praktek mandiri yang sedang mereka lakukan, dan memusatkan perhatian pada penjelasan yang akan kuberikan.
Anak-anak merespon dengan baik, mereka semua segera mengalihkan perhatiannya padaku. Di tengah-tengah penjelasanku dan anak-anak sedang asyik memperhatikan, tiba-tiba terdengar suara seorang siswi yang memanggilku, "Pak..!"
Sontak aku pun langsung menjawab, "Ya Mbak, ada yang mau ditanyakan?"Pandanganku pun menyapu seluruh siswa yang ada di ruangan ini, mencari tahu siapa yang barusan
Aneh, mereka semua hanya terdiam.
Anak-anak saling menoleh satu sama lain, seakan mencari siapa yang tadi bersuara. Melihat reaksi mereka, aku segera bertanya lagi "tadi yang manggil saya siapa ya? Silahkan kalo mau bertanya".
Tak ada satupun siswa yang bersuara, kembali mereka hanya saling pandang satu sama lain, lalu menatap kebingungan ke arah saya.
" Lho, lho.. Gimana sih ini? Tadi kan ada yang manggil saya ya? Kalian semua dengar juga kan?" Tanya ku menegaskan.
"Iya Pak.. Kami dengar juga" Jawab semua siswa hampir bersamaan.
"Yaudah, sekarang siapa yang tadi memanggil saya, silahkan kalo mau bertanya".
Kembali semua siswa hanya saling pandang seperti kebingungan. " Maaf Pak, kami ga ada yang memanggil Pak Fahri", Salah satu siswi akhirnya membuka suara.
"Ah, jangan becanda gitu ah.. Serius nih? tadi ga ada yang manggil saya??"
"Tidak Pak, kami tidak memanggil Bapak" Jawab semua siswa hampir bersamaan.
"Tapi tadi kalian semua dengar kan?? Ada suara siswi yang bilang Pak.."
"Iya, kami dengar. Suaranya cewek Pak"
"Trus kalo bukan kalian, siapa yang tadi manggil saya???"
Tanyaku sambil berjalan ke dekat jendela, aku mengalihkan pandangan ke luar ruang lab. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari siapa tau ada siswa yang barusan lewat dan iseng memanggil dari luar.
Tetapi nihil!
Tak tampak satupun siswa yang ada di luar. Posisi bangunan laboratorium komputer ini juga lumayan terpisah jauh dari ruangan kelas. Laboratorium ini hanya berdiri sendiri berhadapan dengan tempat parkir siswa yang tepat berada di sebelah hutan sekolah.
Di tengah kebingunganku, tiba-tiba terdengar suara adzan Dhuhur dari masjid yang letaknya tak jauh dari sekolah tempatku mengajar.
“Okelah anak-anak, ga apa-apa..mungkin ada yang pengen ikut belajar di Labkom bareng kita hari ini. Saya tutup materi untuk pembelajaran hari ini, terima kasih atas perhatian kalian semua dan sampai ketemu lagi minggu depan ya..Oh iya, ingat mulai hari ini dan seterusnya pembelajaran TIK selalu di ruangan ini. Sekarang silahkan kalian boleh beristirahat untuk menunaikan sholat dhuhur dan makan siang”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H