Mohon tunggu...
FAHMI DIMYATI
FAHMI DIMYATI Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh Kehutanan Muda

Belajar tiada henti-hentinya......

Selanjutnya

Tutup

Nature

KPH Gedong Wani Siaga!

17 Desember 2022   10:02 Diperbarui: 17 Desember 2022   10:27 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KPH GEDONG WANI SIAGA!

Oleh : Fahmi Dimyati,S.Hut

Penyuluh Kehutanan Muda

 

I. Nuansa KPH Gedong Wani 

Kawasan Hutan KPH Gedong Wani memiliki beraneka ragam vegetasi di dalamnya. Vegetasi yang mendominasi adalah pertanian lahan kering yang hampir tersebar di dalam kawasan hutan. Hamparan yang beragam ini menciptakan dan menghadirkan panorama keindahan alam yang menjadi salah satu daya tarik bagi para pengunjung yang sengaja datang untuk menikmati keindahan alam yang eksotik di taman-taman wisata KPH Gedong Wani.

Di samping sebagai salah satu daya tarik wisata, keberadaan Wisata Gunung Batu di desa srikaton Kecamatan Tanjung Bintang dan wisata Batu Kincir di desa Panca Tunggal Kecamatan Merbau Mataram juga menimbulkan permasalahan yaitu kebakaran hutan. Rumput dan alang-alang sebagai media dan bahan bakar,  di areal Tempat wisata akan mudah terbakar pada musim kemarau dan sering terjadi dalam frekwensi yang banyak yang dapat menimbulkan dampak merugikan bagi pengelolaan pariwisata di KPH Gedong Wani.

Apabila terjadi Kebakaran hutan Asap tebal akibat dari kebakaran hutan membuat minat dan keinginan para tamu wisatawan yang akan bertamasya ke Gunung Batu dan Taman Wisata Batu Kincir  menjadi hilang. Vegetasi yang hilang akibat kebakaran dan lainnya selain tanaman semusim dan pohon-pohon adalah bentuk kerugian lain akibat terjadinya kebakaran hutan di tempat wisata tersebut.

Kebakaran hutan yang bakal terjadi biasanya di pengaruhi banyak faktor di KPH Gedong Wani faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah aktifitas para pengunjung/wisatawan yang bertamasya atau melakukan perkemahan/camping di areal wisata. Kegiatan perkemahan yang sering dilakukan harus selalu dijaga dan dalam pemantauan pengurus tempat lokasi wisata  karena proses pemantauan pengunjung wisata sangatlah perlu untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan yang ditimbulkan akibat ulah manusia baik yang disengaja atau tidak disengaja.

KPH Gedong Wani terletak di kecamatan tanjung bintang dengan konsentrasi kepadatan penduduk yang tinggi dengan mata pencarian yang beragam seperti petani dan pedagang dengan diisi berbagai macam suku adat Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Sunda, Bali, dll. Berdasarkan pembagian Sub DAS, wilayah KPH Gedong Wani dibagi ke dalam 3 resort yaitu :

1. Resort Kandis                                                         : 13.303 Ha ( Reg. 37 & 40 )

2. Resort Sekampung Ulu                                        :  8.431 Ha ( Reg. 40 )

3. Resort Katibung                                                     :  6.226 Ha ( Reg. 5, 35 & 40 )

Adapun luas wilayah blok perlindungan pada masing-masing resort yaitu :

1. Resort Kandis                                                         : 566,25 Ha

2. Resort Sekampung Ulu                                        : 116,25 Ha

3. Resort Katibung                                                     : 252,50 Ha

Dari ketiga resort tersebut penutupan vegetasi kawasan hutan sangatlah rawan karna wilayah kawasan hutan dan taman wisata sangatlah dipadati oleh aktifitas perladangan yang tinggi, hal ini dilakukan oleh masyarakat baik didalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan yang harus dipantau secara intensif bersama-sama masyarakat agar tidak terjadi kebakaran hutan yang besar.

II. Masyarakat Peduli Api (MPA) dan peranananya 

Pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) menjadi sebuah solusi untuk mengatasi kebakaran hutan yang merupakan bagian dari program KPH Gedong Wani yang mana dalam kegiatan itu masyarakat menjadi mitra untuk membantu mengatasi terjadinya kebakaran hutan khususnya di kawasan Taman-taman wisata gunung Batu dan Taman Wisata Batu Kincir.

Adapun tahapan kegiatan ini meliputi koordinasi dengan instansi terkait antara lain Camat, Muspida maupun Kepala Desa setempat. Masyarakat yang dilibatkan dalam pembentukan kelompok adalah yang tinggal berdekatan langsung dengan kawasan Taman Wisata Gunung Batu dan Taman Wisata Batu Kincir. Petugas yang terlibat dalam kegiatan ini memberikan pembelajaran kepada kelompok yang berperan memberikan informasi, melakukan pemadaman jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan. Kelompok ini dalam mengatasi gangguan kebakaran hutan dilengkapi dengan perlengakapan pemadaman antara lain gopyok, cangkul, parang, sepatu lars, dll.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kebakaran hutan yang terjadi harus segera dilakukan pemadaman, yang mana kegiatan pemadaman kebakaran hutan adalah bagian dari Pengendalian Kebakaran hutan yang meliputi kegiatan ; Pencegahan, Pemadaman dan Penanganan pasca Kebakaran. Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan selaku penanggung jawab teknis dari pengendalian kebakaran hutan pada Kementerian Kehutanan mengeluarkan program/kegiatan  dalam hal pelibatan peran serta masyarakat pinggir kawasan untuk terlibat aktif dalam Pengendalian Kebakaran Hutan yang dikenal dengan nama Masyarakat Peduli Api yang di singkat dengan nama MPA. Program ini disosialisasikan sampai ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan yang ada di daerah-daerah, dan salah satunya di KPH Gedong Wani.

Peran pemerintah dalam hal ini instansi terkait sangat diperlukan dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran hutan di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan sosialisasi dan pembinaan masyarakat yang perlu terus dilakukan secara berkesinambungan oleh petugas dalam hal ini KPH Gedong wani di masing-masing resort

III. Penutup 

KPH Gedong Wani SIAGA!! Untuk menjaga kelestarian kawasan hutan dan program-program pembangunan di sektor kehutanan tidak dapat dilakukan secara sendiri oleh pihak pemerintah, tetapi masyarakat yang hidup, tinggal dan beraktifitas  dipinggir kawasan hutan harus dijadikan subyek/pelaku dari setiap program-program tersebut. Pelibatan masyarakat pinggir kawasan hutan dalam kegiatan-kegiatan sektor kehutanan harus dilakukan secara nyata dan konkrit yang antara lain menjadikan masyarakat sebagai mitra  sehingga akan menimbulkan peran serta secara aktif dan langsung dari masyarakat tersebut yang  akan membuahkan harapan dan hasil yaitu kawasan hutan akan dapat terus terjaga secara lestari.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Pembentukan kelompok - kelompok masyarakat lainnya yang peduli dengan kelestarian kawasan hutan harus lebih di galakan. Pembentukan Masyarakat Kelompok Tani Hutan dan Mitra KPH Gedong Wani,  Masyarakat Kader Konservasi harus segera di lakukan di setiap desa-desa pinggir kawasan dan juga Kelompok Masyarakat Peduli Api yang sudah ada saat ini harus ditambah jumlah kelompoknya. Sehingga masyarakat yang sudah tergabung dalam kelompok-kelompok tersebut  akan menjadi Mitra stategis bagi KPH Gedong wani SIAGA!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun