Mohon tunggu...
Fahmi Kompas
Fahmi Kompas Mohon Tunggu... Staff Gudang di ITC Mangga Dua, Penulis Lepas, Bisnis Online -

Menyukai Selera Humor, Penggemar Photoshop, Funny Experiences, Suka dinasehatin dan paling senang mendengar ucapan motivasi yang menginspirasi :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Generasi Berencana dan Pernikahan Remaja

7 Oktober 2014   15:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:04 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_346422" align="aligncenter" width="400" caption="Genre (dok. Pribadi)"][/caption]

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat erat dalam menentukan masa depan bagi mereka sendiri. Jika membahas soal remaja, apa jadinya bila di masa sekarang tingkah laku dan pola hidup para remaja justru sudah melebihi batas umum.

Pada masa remaja, saya jadi teringat waktu lulus SMP pada enam tahun yang lalu. Cerita tentang seorang teman saya yang juga baru lulus SMP, ia mengirimi saya surat undangan pernikahan. Satu hal yang membuat terkejut, di surat undangannya tercantum nama teman saya dengan calon mempelai wanita. Anehnya, calon mempelai wanitanya juga merupakan teman satu angkatan dengan  saya. Di saat acara pernikahannya, saya tidak ikut hadir karena sibuk dengan urusan dalam melanjutkan sekolah ke SMA. Setelah saya menginjak masa SMA di kelas satu, sang teman mengabarkan kepada saya bahwa dirinya telah dikaruniai seorang anak. Seiring berjalannya waktu, saya masih dalam keadaan tidak habis pikir. Usia teman saya itu masih tergolong sangat muda, tapi ia sudah berani menikahi seorang gadis yang juga seumur dengannya, ditambah dengan kelahiran seorang anak di usia yang tidak tepat. Setelah satu tahun kemudian, saya mendapat kabar lagi dari teman saya, bahwa dirinya telah cerai dengan alasan merasa dirinya tertekan dalam permasalahan rumah tangga yang dialaminya. Sang teman belum cukup mental dalam mengurus rumah tangga. Ditambah lagi dengan beban ekonomi yang harus ditanggungnya. Saya yang waktu itu belum terlalu paham masalah hubungan rumah tangga, hanya bisa prihatin dengan nasib teman saya itu. Lalu, bagaimana nasib anaknya kelak ?

Dari cerita teman saya ini, saya jadi tersadar akan pentingnya sebuah perencanaan yang matang untuk bisa membantu proses hubungan, kondisi perekonomian yang cukup finansial juga merupakan hal utama dalam membangun hubungan rumah tangga. Satu hal yang pasti adalah usia yang tepat untuk menikah, dimana seseorang berusia dewasa dan cukup mapan, lebih cocok dalam melakukan hubungan rumah tangga. Pernikahan remaja sangat berpotensi besar dalam hal konsekuensinya. Namun, pada kenyataanya banyak remaja yang sudah menikah di umur yang relatif belum dewasa.

Data Tahun 2010 mencatat 27,6% penduduk Indonesia adalah Remaja. Tingkat pernikahan di usia muda juga meningkat, beberapa diantaranya adalah remaja yang masih tahap perkembangan. Lembaga BKKBN akhirnya membentuk program baru, bernama Program Generasi Berencana atau biasa disebut Genre. Sebuah program yang dikembangkan dengan kelompok sasaran;

- Remaja yang berusia 10-24 Tahun tapi belum menikah,

- Mahasiswa atau Mahasiswi yang belum menikah,

- Keluarga dan Masyarakat yang peduli kehidupan remaja.

[caption id="attachment_346419" align="aligncenter" width="605" caption="Arah Program Generasi Berencana (http://genbagus.blogspot.com/2013/06/program-genre-generasi-berencana.html)"]

14126438421827893058
14126438421827893058
[/caption]

Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Pasal 48 ayat 1 (b) mengatakan "Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga." Program Generasi Berencana bertujuan untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja. Dalam hal ini meliputi;

- Jenjang pendidikan yang terencana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun