Mohon tunggu...
Fahma Waq
Fahma Waq Mohon Tunggu... Seniman - Be your self ;D

Imagination

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tasawuf Cinta Menurut Jalaludin Rumi

6 Maret 2021   20:19 Diperbarui: 3 April 2021   00:20 8189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Menurut Schimmel ajaran tasawuf memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

1. Persinggahan dan tingkatan.

Persinggahan atau tingkatan pertama diatas jalan atau lebih tepat mula pertamanya, ialah Taubat atau penyesalan. Taubat berarti berpaling dari dosa dan melepaskan urusan dunia yang salah. Taubat dapat dibangkitkan dalam jiwa oleh peristiwa lahiriyah apapun.

2. Cinta dan Peleburan

Cinta dan makrifat, kadang-kadang keduanya dianggap lebih utama dan ada kalanya makrifat dipandang lebih tinggi. Ghazali menekankan, cinta tanpa makrifat tidak mungkin karena orang dapat mencintai sesuatu yang dikenal. Para sufi telah mencoba menggambarkan berbagai segi makrifat, yaitu pengetahuan yang tidak dicapai melalui penalaran akal tetapi merupakan pemahaman yang lebih tinggi mengenai rahasia ketuhanan. Satu-satunya jalan untuk mendekati kekasih Ilahi adalah dengan senantiasa mensucikan diri. 

Mengenai pernyataan Jalaludin Rumi, sedikit simak profil beliau.

Nama Rumi yang sebenarnya adalah Jalal Al-Din Muhammad, namun belakangan ia lebih dikenal sebagai Jalal Al-Din Rumi atau Rumi saja. Ia dilahirkan di Balkh pada 6 Rabi'ul Awal 604 Hijriyah atau bertepatan 30 September 1207. Orang-orang Arghan dan Persia lebih suka memanggilnya dengan sebutan Jalaluddin "Balkhi", karena keluarganya tinggal di Balkhi sebelum berhijrah ke arah Barat. Bahauddin Walad, ayah Jalaluddin tinggal dan bekerja sebagai hakim dan khitab dengan kecenderungan-kecenderungan yang mengarah kepada Tasawuf.  Ayahnya adalah  seorang pengarang kitab Ma'arif, sebuah ikhtisar panjang tentang ajaran-ajaran rohani yang sangat dikuasai Rumi. Kelak corak dan isinya tampak jelas mempengaruhi karya-karyanya.

Jalaludin sangat tekun dalam mempelajari ilmu al-quran, baik dalam membacanya maupun dalam menafsirkanya. Ia juga mempelajari fiqih dan hadits. Pengetahuannya yang sangat luas dalam kajian keislaman ditunjukkan dalam karya-karyanya yang mendalam.

Setelah  kematian  ayahnya, salah seorang mantan muridnya Sayyid Burhanuddin Muhaqqiq dari Termez tiba di Konya. Dialah yang memperkenalkan Rumi muda dengan misteri kehidupan spiritual.

Sejak saat itu Rumi mencurahkan perhatian terhadap mistisme secara mendalam. Ia menjadi seorang penyuka puisi-puisi Arab karya Al-Mutanabbi. Ia sering mengutip bait bait Al-Mutanabbi dalam karya-karyanya. Setelah sekian lama mengikuti Burhanuddin, Rumi dikirim ke Aleppo dan Damaskus untuk melengkapi pengetahuannya dengan pelatihan spiritual formal. Di sana ia berguru pada ahli-ahli sufi yang lain.  Tapi walaupun berguru pada ahli-ahli sufi yang lain, Rumi tetap berada di bawah pengawasan Burhanuddin hingga tahun 1240 M. Ketika Burhanuddin wafat di Keyseri, beberapa tahun setelah kematian gurunya, Rumi menjadi guru yang melayani murid dan pengikutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun