Mohon tunggu...
Fahlevi Vici Febriyani
Fahlevi Vici Febriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations - Universitas Mercu Buana

Nama : Fahlevi Vici Febriyani NIM : 44223010169 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Meruya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2_Diskursi Gaya Kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dalam Upaya Pencegahan Korupsi_Fahlevi Vici Febriyani

12 November 2023   14:04 Diperbarui: 12 November 2023   14:05 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva design by Fahlevi Vici F

Dengan demikian, bagi Ki Ageng Suryomentaram, mempelajari manusia tidak hanya sekadar mengejar pengetahuan akademis, melainkan perjalanan mendalam ke dalam diri dan pemahaman yang lebih dalam tentang kemanusiaan.

Maka ia mengembangkan suatu konsep yang dikenal sebagai "Kawruh Jiwa". Konsep ini mencakup pemahaman mendalam mengenai hakikat jiwa dan perasaan manusia. Menurut Ki Ageng, "Kawruh Jiwa" tidak dapat disamakan dengan agama yang memberikan pedoman mengenai benar dan salah atau aturan yang harus diikuti. Konsep ini bukanlah tentang kewajiban atau larangan. Sebaliknya, "Kawruh Jiwa" adalah suatu bentuk pengetahuan yang bertujuan memahami jiwa dan aspek-aspek yang terkait dengannya. 

Konsep ini tumbuh dari pengalaman hidup Ki Ageng dan merupakan hasil dari penyatuan berbagai pengetahuan yang berusaha memahami jiwa dan segala yang terkait dengannya. Ki Ageng juga dikenal dengan ajarannya tentang "kawruh jiwa" atau "science of the psyche". Dalam konteks ini, prinsip dasar yang dipegang teguh adalah "ngudari reribet" atau "menghindari kerumitan".

Dalam penerapannya, konsep "Kawruh Jiwa" melibatkan proses "mawas diri" atau introspeksi diri melalui "kandha-takon" (bertanya-tanya), "nyawang karep" (melihat keinginan), untuk "nyocokaken raos" (menyelaraskan perasaan) dalam upaya "ngudari reribet" (menghindari kerumitan). Dengan demikian, "Kawruh Jiwa" dapat berperan sebagai suatu alat untuk menganalisis dan mengatasi permasalahan sehari-hari dalam kehidupan.

Rumusan Enam ''SA" Versi Ki Ageng Suryomentaram: Kunci Hidup Bahagia

Canva
Canva

 "Enam Sa" merupakan suatu konsep yang dikembangkan dan diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram dengan tujuan untuk mencapai keadaan hidup yang damai dan bahagia. Metode ini memberikan panduan dalam memahami diri sendiri, yang pada gilirannya dapat membantu menghindari gangguan mental. Dengan terus-menerus meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri, seseorang dapat dengan lebih mudah memahami orang lain dan memahami lingkungan sekitarnya.

Keistimewaan "Enam Sa" terletak pada kemampuannya untuk diaplikasikan oleh setiap individu tanpa tekanan, karena masing-masing orang dapat menyesuaikan metodenya sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya. Filosofi ini memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk menentukan skala atau ukuran yang sesuai dengan karakteristik pribadinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiani dan rekan-rekannya pada tahun 2020 menegaskan bahwa penerapan konsep "Enam Sa" dapat menjadi panduan yang efektif dalam menjalani kehidupan. Dengan mengadopsi konsep ini, diharapkan manusia dapat menjalani kehidupan dengan keseimbangan yang tepat, menghindari sikap berlebihan, dan senantiasa menghadapi setiap aspek hidup dengan proporsional.

Filosofi hidup  yang ia ajarkan berfokus pada keseimbangan dan moderasi dalam semua aspek kehidupa yaitu  konsep tentang hidup bahagia yang dikenal sebagai "Enam SA". Enam Sa adalah kunci untuk mengendalikan keingininan agar kita dapat hidup bahagia dan penting untuk kita terapkan agar menjadi individu yang baik. Enam SA adalah: 

1. Sa-Butuhne (Sebutuhnya): Hal ini bermakna melaksanakan tindakan hanya untuk memenuhi keperluan dasar, tanpa berlebihan. Prinsip ini berkaitan dengan kesadaran akan apa yang kita butuhkan agar dapat hidup dan berkembang, serta menjauhi keinginan yang tidak perlu atau berlebihan. Intinya, kita fokus pada hal-hal yang benar-benar diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, tanpa terjebak dalam keinginan yang berlebihan. Cara menerapkannya yaitu cobalah untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Misalnya, makan adalah kebutuhan, tetapi makan makanan mahal setiap hari mungkin lebih merupakan keinginan daripada kebutuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun