Negara Maritim adalah sebuah gelar yang dimiliki oleh negara Indonesia. Julukan sebagai Negara Maritim tersebut dibuktikan bahwa Indonesia memiliki berbagai macam pulau serta wilayah perairan yang begitu luas, bahkan Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan terluas se-Asia Tenggara. Tidak heran, jika dalam perairan Indonesia mengandung berbagai macam kekayaan laut baik berupa hasil Perikanan maupun biota-biota laut lainnya. Melimpahnya kekayaan laut yang dimiliki oleh negara Indonesia juga disebabkan karena letak geografis Indonesia yang sangat menguntungkan bagi biota laut yang hidup di wilayah perairan Indonesia.
Salah satu kekayaan laut Indonesia yang berpotensi dalam meningkatkan perekonomian negara adalah Rumput laut. Rumput laut merupakan tumbuhan akuatik yang dapat hidup dan berkembang di laut. Keberadaan rumput laut di suatu perairan sangat bermanfaat bagi kehidupan organisme akuatik untuk memanfaatkannya sebagai pakan alami dan juga rumput laut dapat berpotensi dalam pemasok oksigen yang besar karena tumbuhan akuatik tersebut dapat melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan oksigen. Selain itu, rumput laut juga sangat bermanfaat untuk manusia karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan dapat dimanfaatkan baik dalam bidang pangan, kesehatan, kecantikan serta bidang lainnya yang dapat diambil manfaatnya dari rumput laut.
Di Era saat ini, banyak sekali masyarakat Indonesia yang tengah menjalani bisnis dengan cara berbudidaya rumput laut. Hal ini disebabkan karena tingginya permintaan pasar terhadap rumput laut mendorong masyarakat Indonesia untuk berbudidaya rumput laut.
Akan tetapi, Rumput laut juga berpotensi terserang hama penyakit yang dapat merugikan bagi pembudidaya rumput laut. Oleh karena itu perlu diketahui jenis-jenis penyakit dalam berbudidaya rumput laut tersebut. Lalu, sudahkah anda mengenal jenis-jenis penyakit tersebut? Simak penjelasannya!
- Ice-Ice
Ice -ice adalah jenis hama penyakit yang umum menyerang rumput laut baik secara fisiologi maupun morfologi. Rumput laut jenis Euchema merupakan salah satu jenis rumput laut yang berpotensi terserang penyakit Ice-ice. Faktor yang menyebabkan tumbuhnya penyakit Ice-ice pada budidaya rumput laut adalah kondisi lingkungan yang kurang mendukung dalam pertumbuhan rumput laut mengakibatkan rumput laut menjadi stress, faktor lingkungan tersebut, yaitu suhu, salinitas, kecerahan (intensitas cahaya) dan juga arus air (Fitriani, 2015). Selain itu, kurangnya nutrisi dan bertambahnya usia rumput laut tersebut juga menjadi pemicu perkembangan penyakit Ice-ice.
Gejala awal yang dialami oleh rumput laut ketika terserang penyakit Ice-ice adalah stresnya rumput laut akibat adanya ketidakseimbangan dengan lingkungannya, sehingga bakteri pathogen dapat memanfaatkan keadaan tersebut untuk berkembang biak. Selain itu, pada bagian thallus terjadi perubahan warna menjadi pucat atau putih, jika keadaan tersebut tidak segera ditangani atau dibiarkan begitu saja maka rumput laut akan mengalami kebusukan.
- Bulu Kucing
Penyakit lain yang dapat menyerang rumput laut adalah penyakit Bulu Kucing. Bulu kucing merupakan istilah umum yang digunakan oleh pembudidaya untuk menyebutkan jenis penyakit tersebut. Bulu Kucing merupakan jenis penyakit atau hama yang hidupnya menempel pada bagian thallus rumput laut. Ciri-ciri hama tersebut yakni memiliki bentuk seperti rambut-rambut halus, berwarna kecoklatan, sehingga mengakibatkan tekstur permukaan rumput laut menjadi kasar.
Menurut (Mudeng et al., 2019) bulu-bulu yang tumbuh dengan cara menempel pada permukaan rumput laut merupakan sebuah epifit yang berasal dari kotoran atau endapan lumpur dalam lokasi budidaya rumput laut yang terbawa oleh arus, sehingga kotoran-kotoran tersebut menempel pada permukaan rumput laut. Epifit tersebut dinamakan “silt”.
Adanya bulu kucing atau epifit yang tumbuh dengan menempel pada rumput laut mengakibatkan rumput laut menjadi stres bahkan hama tersebut juga dapat menyebabkan kebusukan. Untuk menanggulangi penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara memindahkan rumput laut ke lokasi budidaya yang memiliki kualitas air serta kondisi lingkungan yang mendukung dalam pertumbuhan rumput laut. Cara lain dalam mencegah penyakit “Bulu Kucing” ini dengan rajin melakukan pengontrolan pada kualitas air di lokasi budidaya.
- Kerak Bryozoan
Penyakit lain yang dapat menyerang rumput laut adalah kerak Bryozoan. Kerak bryozoan tersebut disebabkan karena adanya hama Bryozoan seperti Membraniposa sp. Rumput laut yang terkena penyakit Kerak Bryozoan ini ditandai dengan adanya sebuah “kerak” berwarna putih yang menempel pada permukaan rumput laut. Adanya kerak tersebut, disebabkan karena lokasi yang kurang cocok serta kurang terkontrolnya kualitas air dalam budidaya rumput laut.
Demikian jenis penyakit yang umum dijumpai pada budidaya rumput laut. untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya hama penyakit yang menyebabkan kerugian ppembudidaya rumput laut yakni dengan melakukan pemilihan lokasi yang baik, pemilihan bibit rumput laut yang berkualitas, serta pengontrolan kualitas air yang rutin dalam berbudidaya rumput laut.
Sumber Referensi:
BPBL Lombok dalam BudidayaKKP. Penyakit Pada Rumput Laut. 2020.
Fitrian, T. (2015) Hama Penyakit Ice-Ice Pada Budidaya Rumput Laut Studi Kasus: Maluku Utara. Jurnal Oseana Volume XL, Nomor 4. Hal 3-4.
Mudeng, J. D., Kolopita, M. E. ., & Rahman, A. (2019). Kondisi Lingkungan Perairan Pada Lahan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Di Desa Jayakarsa Kabupaten Minahasa Utara. E-Journal BUDIDAYA PERAIRAN. https://doi.org/10.35800/bdp.3.1.2015.6953
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H