Mohon tunggu...
Silfi Fahima
Silfi Fahima Mohon Tunggu... Novelis - menulis, membaca dan bercerita

semua hal akan terasa lebih bermakna jika kita lakukan bersama dengan orang yang kita cinta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Terberit Kata Temperamen Saat Marah?

29 September 2021   23:29 Diperbarui: 30 September 2021   00:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempramen pada anak akan tidak jauh berbeda hingga anak tersebut dewasa. Namun aspek lingkungan tidak menutup kemungkinan juga dapat mejadikan penyebab perubahan hal tersebut.

Sebagai orang tua atau calon orang tua kita juga harus faham akan tempramen pada anak kita nantinya. Dimana hal ini perlu diketahui sejak dini, dimana orang tua akan mudah mengarahkan dan membantu anak dimasa mendatang. Sehingga anak akan bisa beradaptasi lebih baik, membuat ia percaya diri dan percaya akan lingkungannya.

Tujuan utama orang tua bukan untuk mengubah tempramen pada anak, namun lebih mengarah pada membantu anak untuk memanfaatkan tempramen pada anak. Sehingga mereka dapat leluasa berkembang dengan tempramen yang mereka miliki.

Banyak manfaat yang dapat orang tua ambil saat sudah memahami tempramen pada anak.

Orang tua dapat tahu bagaimana anak mereka menyikapi suatu hal yang baru bagi mereka. Dari hal itu orang tua akan tidak mudah membanding-bandingkan anak karena mereka sudah mengerti dan faham akan keunikan masing-masing anak. Membantu pengekspresian anak juga menjadi salah satu manfaat akan memahami tempramen yang ada pada anak.

Saya memiliki sepenggel cerita yang saya alami sendiri.

Waktu itu saya tengah menunggu anak-anak sholat maghrib sebelum pelajaran selanjutnya dimulai. Tiba-tiba seorang anak kecil bernama Saka Wiratama, santri kecil jilid satu bil qolam yang sangat cepat sekali perkembangannya.

Seperti biasa ia meminjam sepidol berwarna hijau pada saya untuk menggambar di papan tulis. Ia menggambar dengan sangat ceria dan penuh semangat. Bahkan ia juga sambil bersenandung kecil, melafadzakan pujian yang biasa ia lantunkan bersama dengan yang lain sebelum dilaksanakan sholat.

Keceriaan itu lantas berubah saat ia keluar dari masjid bersama dengan ibunya dan memasang wajah cemberut, tak mau pulang ditambah dengan ngedumel yang tidak jelas."Kenapa bu ?" tanya saya.  "Ini ustadzah Saka tidak mau pulang, katanya mau minum punya samean."

"Lohh iya ndak papa bu biar saja kalau mau minum," ucap saya dengan menyerahkan botol minum. Dengan buru-buru ia nampak menikmati setiap tegukan yang masuk di tenggorokannya.

Dari sini saya sedikit memberikan contoh dimana tempramen anak akan muncul jika keinginannya tidak terpenuhi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun