Mohon tunggu...
fahilla atmanifia
fahilla atmanifia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi, saya saat ini masih semester 2 dan masih tinggal di ma'had. Saya harap karya-karya yang saya tulis akan memberikan manfaat bagi para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Penting sebagai Orangtua

2 Februari 2023   10:30 Diperbarui: 2 Februari 2023   10:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 15 Februari merupakan peringatan  Hari Kanker Anak-anak Sedunia. Peringatan hari kanker bertujuan untuk menghilangkan bahkan menyembuhkan rasa sakit para anak-anak yang tengah melawan penyakit ganas, yaitu kanker dan menyadarkan semua orang untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ganas ini.

Perlu kita sadari tentang pentingnya meningkatkan kesadaran tentang penyakit kanker yang menyerang pada anak pada umur 0--14 tahun. Berbeda dengan anak-anak lain pada umur itu merupakan masa aktif untuk belajar dan bermain, tetapi anak-anak yang mengidap kanker aktivitas belajar dan bermain mereka berkurang karena harus melakukan proses terapi yang harus dijalani agar pertumbuhan kanker tidak menyebar ke organ tubuh yang lain.

Khususnya para orang tua, maukah anak-anak kalian kehilangan kebahagiaan masa kecilnya? dimana anak lain bisa berlarian kesana-kemari tetapi anak kita hanya terbaring lemah di kasur?. Tidak akan ada satupun orang tua yang menginginkan hal itu terjadi pada sang buah hati. Maka dari itu pentingnya kita kenali dan waspada tentang penyakit ini.

Hari Kanker Anak-anak Sedunia Sebagai Simbol Kemanusiaan

Hari kanker anak pertama kali ditetapkan  pada tahun 2002 yang mendapatkan dukungan dari organisasi kesehatan dunia. Pada tahun 2011, Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan deklarasi politik yang mengakui empat penyakit yang menyebabkan kematian terbesar orang dewasa dan anak-anak diantaranya adalah kanker.

Kepedulian akan kanker anak sudah dimulai sejak dahulu kala, salah satunya masyarakat kecil yang berada di Amerika Serikat. Mereka menciptakan simbol yang bersifat universal agar timbul kesadaran bahaya kanker anak kemudian meningkatkan kepedulian masyarakat dunia untuk meminimalisir angka kematian akibat kanker.

Setiap tahun lebih dari 300.000 anak di dunia terdiagnosis kanker dan hampir 80% anak-anak yang mengidap kanker tersebut mengalami kematian. Hal ini melatarbelakangi anggota CCI mendirikan organisasi bertujuan membuat kasus kanker anak menjadi prioritas kesehatan nasional maupun internasional.

CCI berkominten untuk memajukan pengobatan, mengubah perawatan, dan menanamkan harapan hidup yang tinggi kepada anak-anak penderita kanker. Selain CCI, masyarakat dunia juga dapat ikut berperan serta dengan cara memberikan dukungan moral kepada anak-anak penderita kanker yang berada di sekitar kita.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), data kanker anak di seluruh dunia diperkirakan ada 400.000 anak dan remaja berusia 0--19 tahun mengidap kanker. 

Anak-anak Bertaruh dengan Kanker Darah

Indonesia Cancer Care Community (ICCC) menyebut bahwa ada delapan kanker umum yang terjadi pada anak di Indonesia, diantaranya kanker darah (leukimia), kanker mata (retinoblastoma), kanker tulang (osteosarkoma), tumor otak, kelenjar getah bening (limfoma), saraf (neuroblastoma), jaringan otot (rabdomiosarkoma), ginjal (tumor wilms).

Pada tahun 2013 berdesarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, prevalensi kanker pada umur 0--14 tahun di Indonesia adalah 16.291 kasus setiap tahunnya. 

Sebanyak lebih dari 50% kasus kanker pada anak, fasilitas kesehatan baru datang ketika sudah dalam keadaan stadium lanjut. Minimnya edukasi dan pengetahuan orang tua perihal kanker, merupakan salah satu penyebab kanker yang diderita anak-anak dalam kondisi stadium lanjut. Sedangkan, apabila dapat terdeteksi lebih dini, kanker pada anak dapat disembuhkan dengan cara pengobatan dan terapi yang baik.

Kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga medis

Menurut Humas RS Kanker Dharmais, di Indonesia masih minim tentang tenaga spesialis dan pentingnya kaloborasi penelitian. Di negara kita hanya ada sekitar 80 orang dokter spesialis hematologi onkologi anak dan konsultan kanker anak. Sedangkan kasus baru kanker anak per tahun diperkirakan mencapai 5.000--6.000 anak per tahun. Jumlah dokter dan konsultan tersebut tentu tidak cukup untuk menangani seluruh kasus yang ada.

Penanganan pada anak yang mengidap kanker idealnya ditangani oleh dokter spesialis dari multidisiplin. Sebab, rujukan akan berjenjang terlalu lama sementara kondisi kanker dapat terus memburuk seiring berjalannya waktu. Penyakit ini harus ditangani secara cepat dengan terapi yang tepat sesegera mungkin.

Dengan kondisi seperti ini, kita harus mendorong para regulator untuk memberikan perhatian lebih pada sistem penanganan kanker anak di Indonesia, mengingat potensi kanker anak untuk dapat disembuhkan sangat besar.

Pengembangan penelitian mengenai kanker pada anak di Indonesia mempunyai tantangan tersendiri. Sedikitnya jumlah tenaga medis, luasnya wilayah, hingga ketersediaan fasilitas yang berbeda menjadi salah satu hambatan.

Selama setiap lembaga, fasilitas kesehatan, dan para ahli bekerja sendiri-sendiri maka keberhasilan untuk meningkatkan survival rate kanker anak sulit tercapai. Guna meningkatkan angka harapan hidup pengobatan kanker anak di Indonesia, diperlukan kerjasama berbagai pihak dalam melakukan riset baik skala nasional maupun internasional. Hal ini membutuhkan dukungan berupa sumber daya, fasilitas, alat, dan dana dari regulator dan partisipasi semua masyarakat.

Di sisi lain, penanganan kanker anak juga terkendala dalam bidang industri farmasi terutama yang memproduksi bidang onkologi. Pada tahun 2018 Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi penyakit kanker di Indonesia mengalami kenaikan dari 1,4% (RISKESDAS 2013) menjadi 1,8%.

Penyakit kanker anak membutuhkan penanganan yang sangat intensif. Naasnya di Indonesia beberapa obat kanker yang ada pada saat ini masih merupakan obat impor dengan harga yang tinggi. Tingginya harga obat kanker menyebabkan adanya pembebanan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Berdasarkan hal tersebut, Indonesia pada saat ini sangat membutuhkan industri farmasi terutama yang memproduksi produk onkologi. Produk ini diproduksi oleh produsen lokal diharapkan dapat meminimalisir biaya pengobatan, sehingga pasien kanker mendapatkan pengobatan yang optimal.

Menteri Kesehatan berharap, di Indonesia dapat meningkatkan ketersediaan produk onkologi, mempermudah akses pasien dan pengobatan yang terjangkau. Sehingga, fasilitas dan kualitas dalam negeri dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun