Mohon tunggu...
fahilla atmanifia
fahilla atmanifia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi, saya saat ini masih semester 2 dan masih tinggal di ma'had. Saya harap karya-karya yang saya tulis akan memberikan manfaat bagi para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Penting sebagai Orangtua

2 Februari 2023   10:30 Diperbarui: 2 Februari 2023   10:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada tahun 2013 berdesarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, prevalensi kanker pada umur 0--14 tahun di Indonesia adalah 16.291 kasus setiap tahunnya. 

Sebanyak lebih dari 50% kasus kanker pada anak, fasilitas kesehatan baru datang ketika sudah dalam keadaan stadium lanjut. Minimnya edukasi dan pengetahuan orang tua perihal kanker, merupakan salah satu penyebab kanker yang diderita anak-anak dalam kondisi stadium lanjut. Sedangkan, apabila dapat terdeteksi lebih dini, kanker pada anak dapat disembuhkan dengan cara pengobatan dan terapi yang baik.

Kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga medis

Menurut Humas RS Kanker Dharmais, di Indonesia masih minim tentang tenaga spesialis dan pentingnya kaloborasi penelitian. Di negara kita hanya ada sekitar 80 orang dokter spesialis hematologi onkologi anak dan konsultan kanker anak. Sedangkan kasus baru kanker anak per tahun diperkirakan mencapai 5.000--6.000 anak per tahun. Jumlah dokter dan konsultan tersebut tentu tidak cukup untuk menangani seluruh kasus yang ada.

Penanganan pada anak yang mengidap kanker idealnya ditangani oleh dokter spesialis dari multidisiplin. Sebab, rujukan akan berjenjang terlalu lama sementara kondisi kanker dapat terus memburuk seiring berjalannya waktu. Penyakit ini harus ditangani secara cepat dengan terapi yang tepat sesegera mungkin.

Dengan kondisi seperti ini, kita harus mendorong para regulator untuk memberikan perhatian lebih pada sistem penanganan kanker anak di Indonesia, mengingat potensi kanker anak untuk dapat disembuhkan sangat besar.

Pengembangan penelitian mengenai kanker pada anak di Indonesia mempunyai tantangan tersendiri. Sedikitnya jumlah tenaga medis, luasnya wilayah, hingga ketersediaan fasilitas yang berbeda menjadi salah satu hambatan.

Selama setiap lembaga, fasilitas kesehatan, dan para ahli bekerja sendiri-sendiri maka keberhasilan untuk meningkatkan survival rate kanker anak sulit tercapai. Guna meningkatkan angka harapan hidup pengobatan kanker anak di Indonesia, diperlukan kerjasama berbagai pihak dalam melakukan riset baik skala nasional maupun internasional. Hal ini membutuhkan dukungan berupa sumber daya, fasilitas, alat, dan dana dari regulator dan partisipasi semua masyarakat.

Di sisi lain, penanganan kanker anak juga terkendala dalam bidang industri farmasi terutama yang memproduksi bidang onkologi. Pada tahun 2018 Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi penyakit kanker di Indonesia mengalami kenaikan dari 1,4% (RISKESDAS 2013) menjadi 1,8%.

Penyakit kanker anak membutuhkan penanganan yang sangat intensif. Naasnya di Indonesia beberapa obat kanker yang ada pada saat ini masih merupakan obat impor dengan harga yang tinggi. Tingginya harga obat kanker menyebabkan adanya pembebanan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Berdasarkan hal tersebut, Indonesia pada saat ini sangat membutuhkan industri farmasi terutama yang memproduksi produk onkologi. Produk ini diproduksi oleh produsen lokal diharapkan dapat meminimalisir biaya pengobatan, sehingga pasien kanker mendapatkan pengobatan yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun