Mohon tunggu...
Fahed Syauqi
Fahed Syauqi Mohon Tunggu... Penulis - Cirebon, NGO Enthusiast, CEO Berlin Community, Director of Medcamp, Researcher at Center World Trade Studies UGM

Luruskan niat, perbanyak shalawat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerak-gerik Santri

22 Oktober 2020   21:11 Diperbarui: 22 Oktober 2020   21:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam gaes, sambil ditemani kopi dan alunan lagu hari santri pasti setiap jiwa ingin mengepalkan tangannya kedepan lalu berjuang seakan-akan terlibat dalam pengusiran para penjajah pada tanggal 22 Oktober 1945. 

Euforia hari santri memang tidak diragukan lagi, dimana banyak sekali acara arak-arak untuk merayakan hari santri tersebut. Sosok kyai dan santri memang sangat lekat disemayamkan dengan bagaimana kyai dapat membimbing para santri untuk menjadi pribadi yang senang berkhidmat atau mengabdi pada negeri. 

Santri memang sosok yang unik karena perilakunya, dimana pagi, siang dan malam selalu diisi dengan agenda menuntut ilmu sehingga tidak ada waktu yang luang. Oleh karena itu sering ditemukan santri tepar atau tewas terkapar di dalam kelas pada keesokan harinya hehe. 

Hal ini tidak menutup kemungkinan santri yang tepar itu tidak belajar dengan serius karena ada satu pesan dari kyai yakni "sing penting mangkat ngaji" atau bahasa kerennya "kuy berangkat aja". Aku sangat bangga menjadi alumni santri karena banyak sekali pengalaman yang kudapat dari kehidupan santri yang sangat jarang sekali ditemukan di sekolah non pesantren. 

Aku seorang santri lulusan 2015 pondok pesantren Al-Hikmah 2 Brebes. Pada saat belajar Akuntansi, aku teringat sekali Bu Husnul memberikan soal tantangan akuntansi, dimana ketika kita dapat menjawab soal itu maka kita akan diberikan uang Rp 50.000. 

Pada saat itu aku sangat lelah sekali karena malam harinya ada program study club atau belajar bahasa inggris, pada malam hari itu aku tidur pukul 24.00. Keesokan harinya ku belajar tounge twister bersama adik kelas. 

Alhasil soal tantangan itu pun aku abaikan atau ku tertidur, namun ketika ku mendengar akan ada hadiah, lalu aku pun terbangun dan menjawab soal itu dengan cepat atau menggunakan caraku sendiri.

Pada saat itu teman-temanku yang sudah mendengarkan penjelasan guru menjadi heran ketika aku dapat selesai cepat karena aku tertidur saat guru menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. 

Alhamdulillah walau caranya berbeda namun hasilnya sama, akhirnya bu Husnul pun memberikan hadiah tersebut. Namun, aku merasa hadiah itu tidak pantas ku dapatkan, akhirnya aku putuskan untuk dibelikan sebungkus permen dan dibagikan ke teman-teman kelas.

Santri itu memang unik, dimana berkah kyai sangatlah melekat di lubuk hati. Beliau para kyai sangat sabar dalam membimbing para santri. Mungkin ini yang dinamakan guru abadi tak akan lekang oleh waktu. 

Pesan dari para kyai ketika kita semua mulai meninggalkan pondok ialah "nek ora belajar ya ngajar" dan "aja lali dongakno poro kyai, carane ya tawasuli minimal sedina sepisan". Pesan tersebut sangatlah melekat dalam hati para santri, dimana hidup memang hanya sekali kalau tak buat manfaat apalah arti hidup ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun