Jalinan hubungan antara individu-individu dalam masyarakat Cilembu pada kehidupan sehari-hari berjalan relatif positif. Apalagi masyarakat Cilembu mempunyai sifat someah hade kasemah. Ini terbukti banyak pendatang tidak pernah surut pergi ke Desa Cilembu, apalagi dengan adanya ubi Cilembu yang merupakan makanan ciri khas di Desa Cilembu sehingga Desa Cilembu dikunjungi oleh banyak orang. Ini juga sebuah fakta yang menunjukkan bahwa masyarakat Cilembu mempunyai sifat ramah dan baik hati kepada kaum pendatang dan tamu. Diakui pula oleh etnik lainnya bahwa sebagian besar masyarakat Cilembu memang telah menjalin hubungan yang harmonis dan bermakna dalam kehidupan masyarakat Cilembu. Hal ini ditandai oleh hubungan mendalam penuh empati dan persahabatan tidaklah mengherankan bahwa persahabatan, saling pengertian dan bahkan persaudaraan kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Cilembu.
Mobilitas penduduk Cilembu ditunjang oleh lancarnya sarana transportasi untuk melakukan bepergian sebagai penunjang kegiatan sehari-hari di samping sebagian penduduk adalah tergolong pada masyarakat menengah ke atas. Secara sosiologis, masyarakat Desa Cilembu umumnya merupakan masyarakat agraris yang menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Mata pencaharian sebagai pertanian pada mulanya bukan merupakan sumber utama penduduk Desa Cilembu. Kegiatan itu hanya dilakukan untuk mengisi waktu senggang dan sambil menunggu panennya padi, akan tetapi melalui pergeseran dan arah dimana faktor lain seperti faktor alam serta finansial ataupun kebutuhan hidup yang terus meningkat, sehingga lambat laun akan memaksa untuk melalukan pergeseran mata rantai pencaharian kehidupan. Hal ini mereka bahwa hasil dari pertanian padi cenderung tidak akan memenuhi kebutuhan tetapi dengan menanam ubi Cilembu dan memasarkannya akan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masyarakat Cilembu mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Dalam masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa kehidupan masyarakatnya sangat banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “top leader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dan keagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai kelompok elite yaitu tokoh- tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan keputusan- keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan Desa Cilembu.
Dampak sosial kemasyarakatan dari hasil pertanian ubi Cilembu sangat berpengaruh, dimana masyarakat Cilembu yang dulunya hanya sebagai buruh tani sekarang tidak lagi menjadi buruh tani dan masyarakat Cilembu sekarang sudah berkembang pesat, bahkan mulai dari pelaksanaan pembangunan secara gotong royong, taraf ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat Cilembu dapat membentuk kelompok-kelompok tani. Hal ini dapat mengembangkan industri pertanian ubi Cilembu, dimana dengan banyaknya permintaan dari konsumen, kelompok-kelompok tani diharapkan akan lebih berkembang dengan membudidayakan penanaman ubi Cilembu sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi
Sumber Rujukan :
Soetriono, 2006, Pengantar Ilmu Pertanian. PT. Bayumedia Publishing.
Ferdian Encoh. (2021, November 28). Ubi Cilembu, Si Ubi Manis Asal Sumedang. Good News from Indonesia; Good News From Indonesia.
Tatty Aryani Ramli (2010) "Urgensi Pendaftaran Indikasi Geografis Ubi Cilembu untuk Meningkatkan IPM" Mimbar : Jurnal Sosial dan Pembangunan
Budianto, Arif. "Kenapa Ubi Cilembu Manis Hanya Ketika Ditanam di Sumedang?". Sindonews.com.
"Si Manis Madu dari Sumedang". detikcom.
Wisnubrata, A. (ed.). "Nikmati Ubi Cilembu di Tempat Asalnya". Kompas.com.