Mohon tunggu...
Muhammad Faham Sangundo
Muhammad Faham Sangundo Mohon Tunggu... -

Dokter yang bertugas di RSKB An Nur Yogyakarta. Alumni FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2004. Tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan Islam, Sejarah, Nefrologi dan Urologi. Memberanikan diri untuk membuat akun kompasiana sebagai upaya memenuhi cita-cita saat SD, yaitu menjadi Penulis :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Komitmen untuk Ginjal Kita

24 Maret 2017   16:50 Diperbarui: 25 Maret 2017   01:00 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan World Kidney Day(WKD) telah memasuki tahun ke 12 sejak pertama kali digagas oleh International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundation (IFKF). Kedua organisasi ginjal internasional tersebut menyuarakan kepedulian masyarakat dunia akan pentingnya kewaspadaan terhadap kesehatan ginjal. WKD yang diperingati setiap tahunnya pada hari Kamis pekan kedua di bulan Maret menjadi sarana kampanye global untuk lebih mengenal ginjal, bagaimana menjaganya dan bahaya penyakit ginjal. “Obesitas dan Penyakit Ginjal” menjadi tema yang diusung WKD di tahun 2017. Terminologi ‘Penyakit Ginjal’ disini lebih ditujukan pada penyakit ginjal kronis (PGK), yaitu proses penyakit dengan berbagai penyebab yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal progresif dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan kondisi penurunan fungsi ginjal permanen dan memerlukan terapi pengganti ginjal (TPG) seperti dialisis ataupun transplantasi. Namun demikian, PGK merupakan penyakit yang dapat dicegah.

Mengenal PGK

Ginjal memiliki fungsi utama mengeluarkan sampah metabolik dan menyeimbangkan cairan dalam tubuh melalui proses pembentukan urine. Ketika seseorang mengalami penurunan fungsi ginjal, terjadi berbagai gejala akibat akumulasi produk metabolik dan ketidakseimbangan elektrolit. Bila tidak segera mendapatkan pertolongan, kondisi ini dapat berakhir pada kerusakan ginjal permanen hingga kematian. Diabetes dan Hipertensi tercatat sebagai penyebab utama PGK di berbagai belahan dunia. Jumlah pasien gagal ginjal di Amerika Serikat pada kurun 1995-1999 berkisar 100 kasus perjuta penduduk pertahun. Jumlah ini meningkat menjadi 360 kasus perjuta penduduk di tahun 2010. Di Indonesia terdapat peningkatan kasus sekitar 5-10% kasus setiap tahunnya. Pada tahun 2009 tercatat 900.000 orang Amerika menjalani TPG dengan anggaran biaya sekitar USD 40 Miliar.

Obesitas dan PGK

Obesitas merupakan keadaan berat badan berlebih dengan Indeks Massa Tubuh lebih dari 30 kg/m2. Data WHO tahun 2008 menunjukkan di seluruh dunia terdapat 500 juta orang mengalami obesitas. Obesitas dapat menyebabkan PGK melalui mekanisme hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia, inflamasi dan aterosklerosis. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan kasus PGK dengan obesitas, dimana penumpukan lemak viseral pada obesitas sangat berhubungan dengan 2 penyebab utama PGK : Hipertensi dan Diabetes. Obesitas meyumbangkan 65-70% risiko terjadinya hipertensi dan 90% kasus Diabetes tipe 2 berhubungan dengan penumpukan lemak viseral.

Perubahan gaya hidup dengan pengaturan diet dan olah raga merupakan rekomendasi utama untuk mencegah dan menangani obesitas. Pengaturan diet dan olah raga akan menurunkan berat badan. Penurunan 5-10% berat badan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan risiko diabetes. Rekomendasi selanjutnya adalah dengan mengoreksi penyakit penyerta obesitas yaitu hipertensi, diabetes dan dislipidemia yang akan menurunkan risiko terjadinya PGK.

Komitmen Kita

PGK yang tidak ditangani dengan baik akan berujung pada gagal ginjal, dimana pasien harus mendapatkan TPG untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Data Indonesian Renal Registry tahun 2014 menyebutkan terdapat 358 renal unit penyedia TPG di seluruh Indonesia. Dimana 82% pasien menjalani TPG hemodialisis (cuci darah), 12,8% dengan dialisis peritoneal dan 2,6% dengan transplantasi. Pesan utama yang ingin disampaikan dari peringatan WKD adalah betapa pentingnya upaya pencegahan penyakit ginjal. Karena dampak PGK yang demikian besar baik bagi pasien, keluarga maupun negara tentu dapat dihindari.

Beberapa hal yang dapat dilakukan di ranah individu diantaranya : (1) mengendalikan tekanan darah, (2) mengendalikan gula darah, (3) mengatur diet sesuai kebutuhan, (4) berolah raga rutin, (5) stop rokok, dan (6) cukup minum air putih. Di ranah tenaga kesehatan, diperlukan peningkatan kesadaran untuk mengoptimalkan upaya promotif, preventif dan terapetik dalam mengantisipasi risiko PGK. Edukasi dan motivasi pasien PGK pun perlu ditingkatkan untuk memahamkan betapa PGK dan bahkan gagal ginjal bukanlah akhir segalanya. TPG yang adekuat dapat menjamin pasien untuk terus melanjutkan hidupnya. Dan tentu saja komitmen individu dan tenaga kesehatan tersebut perlu didukung oleh komitmen pemerintah untuk menciptakan regulasi yang ‘ramah’ terhadap tata laksana penyakit ginjal. Siapkah kita semua berkomitmen?

dr. M. Faham Sangundo. Unit Hemodialisa RSKB An Nur Yogyakarta.

*Artikel ini dimuat di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 8 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun