Mohon tunggu...
Fajri Al-Mughni
Fajri Al-Mughni Mohon Tunggu... -

peduli Jambi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jelang Pemilu 2014

24 Maret 2014   03:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang coba kita kaitkan dengan dangdut, jika kelakuan politik kita tidak lagi sehat, maka sama halnya dengan dangdut yang sekarang sedang berkembang menjadi dangdut modern. Untuk menjawab pertanyaan mangapa ada sebagian orang yang seolah-olah tak suka dangdut (padahal suka)?. Karena memang manusia zaman sekarang banyak yang“berkata iya tapi tidak”atau sebaliknya. Mungkin bisa dikatakan“almunafiquun”dalam artian secara bahasa saja. Menurutku dangdut yang ngetren sekarang bukanlah dangdut yang sebenarnya, sangat tak enak dilihat, didengar, tak bisa dinikmati, dan bisa mengacaukan Iman.

Jujur saja, suara vocal saya menyanyikan lagu-lagu dangdut cukup bagus dan cengkoknya juga pas. (walaupun sampai saat ini belum ada yang mengakui hal itu). Ber-politik sama nikmatnya dengan ber-dangdut. Namun, ber-politik akan menjadi tak sedap apabila politik diberi bumbu dengan kelicikkan pedas yang mengatasnamakan kebenaran, agama, dan atasnama rakyat. Namun pada kenyataanya tidak begitu. Bumbu yang sudah dicampur-campur ini yang kemudian dimakan oleh rakyat. Jadi sekarang banyak rakyat mencari air minum untuk ngilangin pedas. Begitu juga dangdut, saya sebagai pecinta dangdut sangat kecewa dengan bermunculannya dangcik (dangdut licik) yang bertopengkan dangdut modern. Nah, dapat disimpulkan bahwa dangdut dan politik sama-sama sudah mengalami perubahan, dari yang tadinya bertujuan untuk maslahah dan menghibur, berubah menjadi masalah dan mengubur rasa cinta terbahadap dangdut. Duo ini sangat berpengaruh terhadap harmonisasi Islam Indonesia, karena massa dangdut dan massa politik tergolong banyak, saya yakin para pecinta dangdut tak suka politik, tapi para pemain politik banyak yang suka dangdut, apalagi dangdut modern.

Sekarang saya mengajak anda-anda semua, marilah berdoa dan berusaha untuk memperbaiki politik dan dangdut. Memperbaiki politik harus dengan politik itu sendiri, begitu juga untuk memperbaiki dangdut wajid dengan dangdut. Tidak juga harus berhenti dari politik dan berhenti berdangdut, mungkin cobalah berhenti untuk menghalalkan segala cara demi menghalalkan politik yang tidak benar itu. Begitu juga dengan dangdut, berhentilah berdangdut yang jelas-jelas merusak hati, pikiran dan Iman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun