Mohon tunggu...
M. Fafi rahmatillah
M. Fafi rahmatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Hp : 0853-4877-1491 Fb : ففي رحمة الله Twitt : @FaffysMe IG : Faffy_Elhanafy

Selanjutnya

Tutup

Puisi

2 Puisi Kritik Politik

16 Mei 2015   18:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

No I

“POLITIK Itu SENI”

Inilah diriku

Tak pernah ada kata istemewa

Tak ada kisah indah bisa tercipta

Ceritaku selalu sama

Menawarkan patamorgana

Merancang jitunya kecurangan

Melukiskan tinta kekecewaan

Hanya mengukir luka

Dari masa ke masa

Begitu banyak ku potong pita pembangunan

Begitu banyak pula ku potong hak hak rakyat

Tanpa terbersit rasa kasihan

Senyum simpul yang ku tampilkan

Simbol jari yang ku acungkan

Hanya sebatas kode

Kode-kode kemunafikan

Akulah setetes nila yang merusak susu sebejana

Akulah pondasi utama palsu sebuah cinta

Akulah politik

Akulah seniman

Seni membumbui setiap kata

Seni memanipulasi data

Akulah politik

Akulah seniman

Seni membuat perangkap

Seni membunuh lawan kelas kakap

Disaat aku, politik berkarya

Aku bisa membuat keonaran

Banyak orang menjadikan aku kambing hitam

Banyak hal yang kuterima

Kritik, saran, bahkan ada hinaan dan juga cacian

Sering ku dengar suara hati rakyat

Yang berucap sambil merangkak

“Bilakah kiranya hatiku damai

Kapankah makmur nan permai

Adakah rasa membawa cinta

Hati ini sudah lama terkulai”

“Adakah kata tanpa dusta

Manakah janji yang kau cipta

Ketika kursi kau duduki

Rakyat mati akan sumpahmu tadi”

HaCi : M. Fafi Rahmatillah

Banjarmasin, 22 April 2015

No II

“TSUNAMI POLITIK”

Disaat dunia memuntahkan kekelaman moral

Menampilkan kembali indahnya peperangan

Disaat bumi meratapi nasibnya

Meratapi keadaannya yang tua

Menampakkan keganasan bencananya

Menumpahkan air laut kecurangan

Menciptakan dongeng kelam dimasa depan

Tsunami, ya! Tsunami politik

Bak air bah mengalir bebas ganas

Yang perlahan-lahan namun pasti

Merenggut, menyapu, menyisir satu demi satu

Rumah indah milik dan harapan rakyat

Menyisakan puing-puing kelalaian moral

Menyisakan ribuan mayat korban kemunafikan

Membuat posko-posko janji yang tidak layak tayang

Memberikan bantuan, bantuan kepalsuan

Tsunami, ya! tsunami politik

Banyak janda kesepian berserakan

Bayi menangis ketakutan berhamburan

Anak yatim kelaparan mengenaskan

Kakek tua tanpa perlindungan menyedihkan

Tanpa diketahui, tanpa dihiraukan

Luka dari masa kemasa

Pedihnya kepedihan penderitaan rakyat

Pengalaman buruk dan trouma berkelanjutan

Tsunami, ya! Tsunami politik

Dengan apa kita bisa menahannya

Dengan apa bisa mengelak darinya

Gedung-gedung tinggi yang dibangun

Hanya menjadi pondasi sia-sia

Rata dengan tanah, menimbulkan luka kekesalan

Tuhan...

Hentikan bencana ini

Ciptakan kembali keadaan aman

Saat hati tentram menatap pantai kejayaan

Tanpa ada lagi tsunami politik menyeramkan

Berlakukan suara hati

Ikut sertakan kalam ilahi

Kami rindu tanpa bencana di negeri ini

Semoga lembaran kertas ini

Memberi secercah peringatan

Secercah kalimat ini

Bisa menjunjung tinggi karya kejujuran

Dan satu karya ini

Mampu memberikan nuansa baru kehidupan

HaCi : M. Fafi rahmatillah

Banjarmasin, 24 April 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun