Mohon tunggu...
Fadzul Haka
Fadzul Haka Mohon Tunggu... Wiraswasta - Follow Thyself!

Wirausahawan yang menyamar jadi penulis. Di samping tulis-menulis dan berdagang, saya mengaktualisasikan gelar Sarjana psikologi dengan merintis riset mengenai dramatherapy dan poetry therapy secara otodidak. Nantikan tulisan saya lainnya: Cerpen dan Cerbung Jum'at; Puisi Sabtu; dan Esai Minggu. Saya senang jika ada kawan diskusi, jadi jangan sungkan-sungkan menghubungi saya: email: moch.fariz.dz13@gmail.com WA: 081572023014

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Middlesex": Kedalaman Batin Sosok yang Lain (The Other)

31 Oktober 2019   13:48 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:20 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan terhadap pandangan ibunya, Milton sengaja melupakan amanat ibunya untuk memperbaiki gereja di sebuah desa di Yunani bila dia pulang dengan selamat setelah menjalankan tugas dari angkatan laut, dan  menganggap ritus keagamaan sebagai 'hocus-pocus' -- menegaskan kembali worldview saintifik yang mendominasi pikirannya. Dengan semua karakteristik tersebut, Milton tidak hanya mencoba meninggalkan identitas budayanya, tetapi juga melawan alam yang terlihat dari usahanya untuk mengontrol pembuahan Tessy supaya nanti terlahir anak perempuan yang diinginkannya.

Kehidupan ala Amerika yang diperlihatkan dari karakteristik sebelumnya digambarkan sebagai berikut. Milton memiliki kegemaran untuk membeli mobil baru pertahun demi status sosial. Mantra yang dipelajarinya dari orang kulit hitam saat kerusuhan tahun 1967, dan membalikan kata-kata itu pada mereka, "Masalah kami adalah kalian." (hal. 389). S

aat pindah dari Detroit ke Grosse Pointe, Milton memilih rumah yang gaya arsitekturnya barangkali terlalu berpretensi bagi orang Amerika pada umumnya (hal 400-8), seperti yang diceritakan berikut ini, "Middlesex? Adakah orang lain yang pernah tinggal di rumah seaneh ini? Sefiksi ilmiah ini? Rumah yang futuristik sekaligus ketinggalan zaman? Rumah yang lebih mirip dengan paham komunisme, kedengaran lebih baik dalam teori dibandingkan dalam kenyataannya?" 

Dalam rumah ini, barangkali Milton melihat keamerikaannya, namun dia tidak sadar bahwa rumah dengan keharmonisan alam yang dibuat-buat dan secara tersirat menyatakan bahwa teori tidak sejalan dengan kenyataan (lantaran tidak memiliki pintu yang didorong/ditarik, dan tangga yang harus didaki) mengandung petanda bahwa kedua anaknya tidak seperti yang dibayangkannya.

Cukuplah kita ketahui di sini bahwa putranya, Chapter Eleven, kemudian hari 'memberontak' kepada gaya hidup ayahnya karena salah pergaulan, dan mari kita perhatikan perhatian pada Calliope. Perubahan dirinya menjadi Cal bermula dari pubertas yang tidak menganugrahinya menstruasi dan buah dada. 

Bila kakek, nenek, dan ayahnya merupakan the other secara sosiokultural, Calliope tentunya the other secara biologis yang merasa terasing dari tubuh dan perasaannya sendiri. Usaha-usaha dirinya dan orangtuanya untuk menjadikannya seorang perempuan malah berakhir dengan kisah pelarian Cal dari operasi yang akan dilakukan oleh Dr Peter Luce, juga orangtuanya.

Menariknya, apabila Milton berusaha mengasimilasikan diri dengan kultur dan identitas Amerika, Calliope mengasimilasikan diri pada alam feminin dengan menolak diet ala Yunani yang dianggapnya menghambat proses pubertas. Calliope menemukan posisi the other dalam keambiguan dan kesulitan untuk dimengerti dengan berkaca pada tubuhnya sendiri, "tubuhku yang kurus, pinggangku yang ramping, kepalaku, tanganku, dan kakiku yang semuanya mungil tidak mengundang kecurigaan siapa pun. 

Sebagian besar orang yang secara genetis laki-laki, namun dibesarkan sebagai perempuan, melalui masa transisi yang menyusahkan." (hal. 477), menurut Calliope, kesulitan tersebut adalah mencari pakaian wanita untuk ukuran laki-laki, apabila terpaksa mengenakan pakaian laki-laki sebagai gantinya, terdapat label sosial seperti tomboy, 'perempuan-kera', atau pun 'gorila'. 

Di samping bentuk tubuhnya, suara Calliope yang terdengar seperti perpaduan flute yang nyaring dan bassoon yang bergema tidak terlalu mendukung penampilannya sebagai perempuan. Meskipun sesekali Calliope menampilkan ekspresi maskulin yang sesuai dengan pembawaan fisiknya, tanda-tanda genetik laki-laki yang tidak berhasil dimengerti baik oleh dirinya mau pun orangtuanya, membuatnya terus dibesarkan dan diperlakukan sebagai perempuan meskipun dari sudut pandang alam tersebut dia adalah sesuatu yang lain.

Alam maskulin yang belum dikenal oleh Calliope tidak datang dari perilaku agresif seperti dorongan untuk berkelahi dan kegemaran pada olah raga, selain itu juga tidak dimengerti dari ketertarikannya pada perempuan dan kepuasan setelah mendapat ciuman pertama dari tetangga perempuannya. Pada periode ini, dia masih memposisikan diri sebagai perempuan, belum melihat kemungkinan untuk menempati posisi laki-laki yang mulai terbuka saat berkenalan dengan cinta pertamanya. 

Ketidakmampuan Calliope untuk terbuka pada alam maskulin terlihat ketika dia dijahili oleh kakaknya yang menyebutkan istilah tindakan persenggamaan dalam bahasa latin, si adik meresponnya dengan perasaan jijik dan menuduh kakaknya sebagai 'jorok'; di lain waktu, Calliope bisa membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seks dengan 'Objek Abstrak', gadis yang disukainya, secara tidak langsung menempatkan diri dalam posisi laki-laki namun tidak terlihat demikian lantaran dia masih tidak memahami perasaan suka pada temannya itu. Dengan cerdik, sang penulis menempatkan ketidakmampuan Calliope untuk melihat segala hal itu sebagaimana perannya dalam drama sekolah, Tiresias, si peramal yang buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun