Mohon tunggu...
Fadya Asmadina Aulia
Fadya Asmadina Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan

Saya seorang mahasiswi pendidikan Profesi Guru Prajabatan sekolah dasar. Di blog ini saya akan membagikan opini seputar dunia pendidikan khususnya Pendidikan dasar.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Asesmen di Ruang Kelas

10 Maret 2024   12:20 Diperbarui: 10 Maret 2024   12:44 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo pegiat pendidikan! Pada artikel kali ini saya akan mengulas sebuah asesmen dalam modul ajar di sekolah dasar. Kita akan sama-sama mengulik lebih dalam tentang asesmen yang digunakan oleh seorang guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 5.  

Materi yang dipelajari adalah penggunaan huruf kapital. Capaian pembelajarannya adalah: Peserta didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma budaya. Dari sini seharusnya sudah tergambar bahwa setelah mengikuti pembelajaran peserta didik mampu menggunakan huruf kapital untuk menulis teks. Tujuan pembelajaran yg dibuat guru yaitu: Melalui diskusi kelas, peserta didik dapat memahami penggunaan huruf kapital dengan benar. 

Melalui kegiatan mengisi LKPD, peserta didik dapat menulis teks/ kalimat menggunakan huruf kapital dengan benar. Menurut hemat saya, tujuannya sebaiknya: melalui penjelasan guru dan diskusi kelas, peserta didik dapat memahami kaidah penggunaan huruf kapital dengan benar. Media yang digunakan guru ada kertas bentuk daun dan ranting berisi kalimat yg keliru penggunaan kapitalnya. Sehingga TP kedua yang cocok adalah: melalui kegiatan memperbaiki kalimat yang keliru dan menyalin ulang pada daun dan ranting kertas, peserta didik dapat menulis kalimat menggunakan huruf kapital dengan benar

Jenis asesmen dalam modul ajar ini adalah asesmen proses atau sering dikenal formatif. Bentuk asesmen yng digunakan tertulis dan unjuk kerja. Dalam asesmen tersebut, ada beberapa bagian yang menunjukkan kesesuaian dengan tahapan perkembangan peserta didik:
1) Instrumen Penilaian untuk Kemampuan Penggunaan Struktur Bahasa: Penilaian ini mencakup penggunaan tanda baca dalam tulisan. Tahap ini sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas 5 SD yang sedang belajar mengenai tata bahasa dan penggunaan tanda baca yang benar. dalam tulisan. Penilaian ini memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya penggunaan tanda baca dalam menyusun kalimat yang benar. 

2) Instrumen Penilaian untuk Kemampuan Lainnya: Ini mencakup kemampuan siswa dalam melafalkan teks dengan fasih, memahami bacaan, dan memberikan pendapat. Tahap ini sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas 5 SD yang sedang mengembangkan keterampilan membaca, memahami teks, dan mengungkapkan pendapat mereka dengan jelas. 

3) Rubrik Asesmen Berbicara: Penilaian ini mencakup isi, ketepatan bahasa, kefasihan berbahasa, dan ekspresi dalam berbicara. Ini sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik kelas 5 SD yang sedang belajar untuk menyampaikan ide-ide mereka secara lisan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang tepat. 

4) Rubrik Asesmen Sumatif Menulis: Penilaian ini mencakup isi, organisasi, variasi kalimat dan kosakata, serta ejaan dan tanda baca dalam tulisan. Tahap ini sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas 5 SD yang sedang belajar untuk menulis dengan jelas, terorganisir, dan menggunakan variasi kalimat dan kosakata yang tepat.

Dalam asesmen tersebut, terdapat beberapa bagian yang menunjukkan kesesuaian dengan perlunya mempertimbangkan aspek lingkungan budaya dan karakteristik peserta didik:
1. Sikap: Aspek ini mencakup observasi sikap selama kegiatan berlangsung dan penilaian antarteman. Melalui observasi sikap, guru dapat memahami budaya serta pola interaksi sosial yang mungkin berbeda di antara peserta didik. Penilaian antarteman juga memungkinkan untuk memahami dinamika kelompok dan bagaimana peserta didik berinteraksi sesuai dengan latar belakang budaya mereka. 

2. Instrumen Penilaian: Instrumen penilaian untuk kemampuan penggunaan struktur bahasa dan kemampuan lainnya mempertimbangkan variasi kemampuan dan tingkat pemahaman yang mungkin dipengaruhi oleh latar belakang budaya peserta didik. Misalnya, dalam penilaian kemampuan penggunaan struktur bahasa, nilai diberikan berdasarkan pemahaman dan penerapan tanda baca yang dapat dipengaruhi oleh budaya dan konteks bahasa peserta didik.

3. Rubrik Asesmen Berbicara: Rubrik ini mempertimbangkan kesesuaian bahasa dan penggunaan ekspresi yang mungkin berbeda-beda tergantung pada latar belakang budaya peserta didik. Penilaian kefasihan berbahasa juga memperhitungkan kemungkinan variasi dalam kemahiran berbicara yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman berkomunikasi mereka.

4. Rubrik Asesmen Sumatif Menulis: Rubrik ini mencakup aspek seperti variasi kalimat dan kosakata yang juga dapat dipengaruhi oleh konteks budaya dan latar belakang peserta didik. Misalnya, penggunaan kosakata baru dapat mencerminkan kedalaman pemahaman dan pengalaman mereka dalam bahasa tertentu.

Dalam asesmen tersebut, beberapa bagian menunjukkan kesesuaian dengan kemampuan peserta didik:
1. Instrumen Penilaian untuk Kemampuan Penggunaan Struktur Bahasa: Penilaian ini mencakup penggunaan tanda baca dan kemampuan memahami struktur bahasa. Dengan memberikan skala nilai yang mencakup tingkat penggunaan tanda baca, instrumen ini mempertimbangkan kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan aspek-aspek dasar bahasa Indonesia.

2. Instrumen Penilaian untuk Kemampuan Lainnya: Instrumen ini melibatkan beberapa aspek seperti kosa kata, struktur bahasa (termasuk tanda baca), dan pemahaman bacaan. Dengan memberikan nilai berdasarkan kemampuan siswa dalam memahami dan menggunakan tanda baca, serta kemampuan mereka dalam menjawab pertanyaan bacaan, instrumen ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang kemampuan bahasa siswa.

3. Rubrik Asesmen Berbicara dan Rubrik Asesmen Sumatif Menulis: Kedua rubrik ini mempertimbangkan aspek-aspek penting dalam berbicara dan menulis, seperti isi, ketepatan bahasa, kefasihan berbahasa, ekspresi, dan alat bantu penyampaian pesan. Dengan memberikan nilai berdasarkan kriteria- kriteria tersebut, rubrik ini membantu guru untuk memahami dan menilai kemampuan komunikasi siswa secara menyeluruh.

Bagian dari asesmen yang menunjukkan kesesuaian dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran mereka adalah bagian "Pelaksanaan Asesmen", terutama pada poin "Mengamati refleksi peserta didik" dan pada "Instrumen Penilaian untuk Kemampuan Lainnya".

1. Mengamati Refleksi Peserta Didik: Dengan mencatat refleksi peserta didik, guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan pemikiran, evaluasi, dan pengalaman mereka tentang proses pembelajaran. Ini menciptakan ruang bagi siswa untuk merenungkan dan berbagi pandangan mereka tentang bagaimana mereka memahami materi, proses pembelajaran yang mereka alami, dan area mana yang mungkin perlu ditingkatkan.

2. Instrumen Penilaian untuk Kemampuan Lainnya: Instrumen penilaian ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan umpan balik terhadap pemahaman dan keterampilan mereka dalam menggunakan bahasa. Misalnya, pada bagian yang menilai kemampuan melafalkan teks, siswa memiliki kesempatan untuk mengevaluasi seberapa baik mereka bisa melafalkan teks dan apakah mereka yakin dengan artinya. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang area mana yang perlu ditingkatkan oleh siswa dalam proses pembelajaran.

Jika saya menjadi guru di kelas tersebut, saya ingin meningkatkan kontekstualitas bahan ajar seperti misalnya teks yang digunakan mengangkat budaya sekitar selain itu pendekatan literasi numerasi juga saya angkat. Saya perhatikan bahwa karakter siswa kelas 5 di kelas tersebut senang dengan tantangan sehingga saya bisa lebih mudah membawakan konten HOTS. Namun ada salah seorang siswa yang memiliki gangguan belajar dan sosial. Untuk siswa tersebut tingkat kesulitan tes akan diturunkan sedikit levelnya sehingga asesmen untuknya akan berbeda dari temannya yang lain. 

Saya melihat antara tujuan pembelajaran dan asesmen kurang relevan. Tujuan pembelajaran hanya keterampilan menulis penggunaan huruf kapital namun di asesmen ada penilaian membaca. Seharusnya jika memang mau ada penilaian tersebut maka di TP harus diperjelas lagi kondisi belajarnya. Karena di TP yang dibuat guru kondisi belajar yang tergambar itu hanya diskusi kelas dan mengerjakan LKPD seperti yang saya sarankan sebelumnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun