Ilmu Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Pelajaran matematika awalnya diperkenalkan kepada siswa dimulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan matematika memiliki fungsi sebagai dasar untuk mempelajari ilmu--ilmu yang lain. Pencapaian nilai hasil belajar siswa Indonesia untuk bidang studi matematika masih cukup mengkhawatirkan (Ningsih & Arofah, 2021).Â
Beberapa ahli mensinyalir, "kelemahan matematika pada siswa Indonesia karena pembelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan dibenci siswa". Padahal jika tidak ada rasa benci kepada matematika dan percaya diri serta bersungguh sungguh ketika belajar matematika, maka secara tidak langsung siswa akan senang ketika belajar matematika. Dalam hal ini diperlukan pembelajaran yang lebih inovatif dan menyenangkan dalam membelajarkan matematika kepada anak.Â
Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sebagai seorang pendidik harus mempunyai strategi pembelajaran yang bermanfaat dan sekaligus menyiapkan media atau sarana belajar yang inovatif agar dapat menarik minat belajar siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Penggunaan alat peraga pada pembelajaran matematika sangatlah penting karena dapat meningkatkan pemikiran positif peserta didik terhadap matematika, meningkatkan skor pada nilai matematika, mempermudah perhitungan, pemahaman konsep, dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi media tersebut agar dapat menambah wawasan baru, dan juga mempermudah peserta didik dalam mengingat suatu simbol.Â
Saat menyampaikan program kerja pengenalat alat peraga matematika ini, salah satu guru kelas 1 SDN Kasreman mengatakan bahwa "Ketika kuliah dulu pernah membuat alat peraga seperti ini, tetapi sekarang tidak pernah menggunakan alat peraga ketika pembelajaran".Â
Maka dari itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan tersebut Safana Aulia Faza yang merupakan salah satu mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Kasreman memiliki program kerja yaitu mengenalkan alat peraga matematika kepada siswa kelas 1 SDN Kasreman yang kemudian dilaksanakan bersama-sama dengan teman sekelompoknya.Â
Setelah diamati ternyata masih ada beberapa siswa kelas 1 SDN Kasreman yang kesulitan ketika menghitung pejumlahan bilangan dibawah 10. Padahal menghitung penjumlahan adalah hal mendasar yang harus siswa kuasai untuk menempuh materi ke jenjang berikutnya. Sehingga dalam upaya untuk membuat pembelajaran menyenangkan diperkenalkanlah alat peraga matematika berupa papan penjumlahan.Â
Alat peraga papan penjumlahan adalah alat peraga yang digunakan untuk mengajak siswa mengetahui apa itu penjumlahan, konsep penjumlahan dan dapat berhitung dengan baik. Setelah papan penjumlahan dikenalkan, mahasiswa UNNES GIAT 3 juga mengenalkan alat bantu menghitung penjumlahan bersusun.Â
Ketika ditanya, ternyata masih banyak siswa yang tidak mengetahui apa itu penjumlahan bersusun. Setelah siswa mengetahui, apa itu penjumlahan dan bisa berhitung bilangan dibawah 10, siswa diperkenalkan penjumlahan bersusun dengan menggunakan alat bantu menghitung penjumlahan bersusun yang sudah dibuat, sehingga siswa juga bisa menghitung penjumlahan bilangan dibawah 20.Â
Setelah selesai pembelajaran, mahasiswa UNNES GIAT 3 menanyakan kepada siswa apakah pembelajaran hari itu dengan menggunakan alat peraga matematika berlangsung menyenangkan, dan semua siswa kelas 1 SDN Kasreman menjawab "menyenangkan".Â
Kegiatan program kerja ini dilakukan hanya satu hari dan pelaksanaan program kerja mahasiswa UNNES GIAT 3 yaitu Pengenalan Alat Peraga Matematika ini dapat selesai dengan lancar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H