Mohon tunggu...
fadri mustofa
fadri mustofa Mohon Tunggu... -

Penyuka tempe goreng yang masih bersikeras membikin Tuhannya terharu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bermalam di Kampungmu

1 Desember 2016   17:23 Diperbarui: 1 Desember 2016   17:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kampungku, angka-angka berseliweran

Pagi, siang dan malam enggan istirahat

Begitu langkah kakiku berjalan

Mereka menyergap, lantas menjerat

Meski di perempatan jalan, mereka berjalan mundur

Aku tak kuasa mengatur

Serupa budak belian

tak bisa menolak perintah majikan.

Sementar itu, di luar laut berdebur

dan langit mandi cahaya

Bintang-bintang pun terdiam

perlahan dihitung oleh binatang malam.

"Barangkali, kau harus mengembil jeda.

Membetulkan kembali posisi kaki, kepala dan dada.

Sesekali, hitunglah biji Pala dengan jari-jemari.

Meski jumlahnya nanti tak pasti"


Begitu katamu, ketika aku termangu mengeja waktu.

Sedang engkau, tak malu sekejap berlalu.

Fakfak, 5 November 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun