Di kampungku, angka-angka berseliweran
Pagi, siang dan malam enggan istirahat
Begitu langkah kakiku berjalan
Mereka menyergap, lantas menjerat
Meski di perempatan jalan, mereka berjalan mundur
Aku tak kuasa mengatur
Serupa budak belian
tak bisa menolak perintah majikan.
Sementar itu, di luar laut berdebur
dan langit mandi cahaya
Bintang-bintang pun terdiam
perlahan dihitung oleh binatang malam.
"Barangkali, kau harus mengembil jeda.
Membetulkan kembali posisi kaki, kepala dan dada.
Sesekali, hitunglah biji Pala dengan jari-jemari.
Meski jumlahnya nanti tak pasti"
Begitu katamu, ketika aku termangu mengeja waktu.
Sedang engkau, tak malu sekejap berlalu.
Fakfak, 5 November 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H