Mohon tunggu...
fadri mustofa
fadri mustofa Mohon Tunggu... -

Penyuka tempe goreng yang masih bersikeras membikin Tuhannya terharu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Senja dengan Segala Tanya

30 November 2016   19:09 Diperbarui: 1 Desember 2016   01:53 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Senja hari ini, masih saja sama
meski detak jarum jam tak henti mengeja
adakah esok, senja kembali berwarna jingga,
juga mengalun nyanyian-nyanyian purba.

Oh, aku tak bisa tak bertanya
sebab misteri kian hitam menjelaga
sebagaimana Musa yang hilang kembara:
melempar pertanyaan, menagih jawaban.

Andai saja aku nelayan dengan sampan
tak kan gentar, badai menerjang
andai saja aku nelayan dengan sampan
berbekal kerlip bintang, paham jalan pulang

Andai saja aku nelayan dengan sampan
tak kan limbung, angin membedal
andai saja aku nelayan dengan sampan
berbekal suara burung, paham asal muasal

Adakah esok, senja kembali berwarna jingga,
juga mengalun nyanyian-nyanyian purba.
sementara detak jarum jam tak henti mengeja
pada senja, yang juga masih sama.

Oh, masih saja aku bertanya,
sementara, dibanding Baginda Musa:
aku bukanlah apa-apa.

 

Fakfak, 30 November 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun