Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bashrah, Tempat Hijrah Umat Muslim Akhir Zaman

3 Februari 2023   00:00 Diperbarui: 3 Februari 2023   00:04 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudhamsu Sekhara Tunga: "Bengali and Other Related Dialects of South Assam", 1995: 13 (dokpri) 

Nabi Muhammad sungguh sangat mempersiapkan umatnya dalam menghadapi situasi akhir zaman. Ia banyak memberi pesan untuk hal ini dalam beberapa haditsnya. Misalnya bahwa; akan ada hijrah di akhir zaman seperti hijrah yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim di masa lalu, dan bahkan nama tempat di mana umat harus hijrah pun telah pula ia kemukakan dalam haditsnya.

Berikut ini bunyi hadits tersebut...

Dari Abdullah bin Amr berkata, Sesungguhnya Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam), bersabda: "Akan terjadi hijrah setelah hijrah, sebaik-baik penduduk bumi adalah yang tinggal di tempat hijrah Nabi Ibrahim (...) " (HR. Abu Dawud, Ahmad, Al-Hakim)

Dari Abu Bakrah, Rasulullah SAW bersabda: "Akan ada segolongan kaum dari umatku yang menetap di sebuah daerah yang mereka namakan Bashrah, di sisi sebuah sungai yang disebut Dijlah, dan di atas sungai itu ada sebuah jembatan. Penduduk daerah itu akan bertambah banyak, dan ia akan menjadi salah satu negeri dari negeri-negeri orang-orang yang berhijrah."

Dari 2 hadits di atas kita mendapatkan informasi sebagai berikut: 

1. Tempat tujuan hijrah yang disarankan nabi adalah tempat hijrah yang pernah dituju Nabi Ibrahim.

2. "BASHRAH" nama tempat hijrah itu dan, "DIJLAH" sebagai nama sungai di sisi tempat hijrah tersebut.

Tempat Hijrah Nabi Ibrahim

Klaim Palestina atau pun semenanjung Sinai sebagai tempat hijrah Nabi Ibrahim, yang selama ini tersebar luas di kalangan kaum muslim, Yahudi dan Kristen, rasanya tidak masuk akal.

4200-an tahun yang lalu yakni sekitar periode masa hidup nabi Ibrahim - sezaman dengan bencana dahsyat yang melanda kawasan timur tengah dan sekitarnya. Karena itu, jika dikatakan nabi Ibrahim hijrah ke Palestina, bisa dikatakan itu sama saja tidak menghindari bencana. 

Bencana di masa nabi Ibrahim itu dimulai dengan hantaman sebuah meteor (di wilayah Irak Selatan hari ini) yang efek tumbukannya setara dengan ratusan bom nuklir. Tumbukan meteor ini menimbulkan dampak kerusakan yang luar biasa dan bersifat sistemik, seperti menyebabkan gempa bumi, kekeringan akibat perubahan iklim, kebakaran, dan lain-lain.

Silakan baca pembahasan terperinci saya mengenai bencana di masa nabi Ibrahim dalam artikel ini: Hantaman Meteor yang Mengakhiri Peradaban Timur Tengah

Dampak sistemik yang paling parah dari tumbukan meteor itu adalah kekeringan hebat (mega drought) yang berlangsung sekitar 300 tahun. Penelitian ilmiah hari ini mengungkap bahwa dari Irak hingga semenanjung Sinai (termasuk di antaranya Suriah, Lebanon dan Palestina) dan sebagian besar timur tengah pada umumnya, adalah wilayah utama yang mengalami kekeringan parah tersebut.

Menurut para ilmuwan, efek bencana yang ditimbulkan hantaman meteor itu dapat menjelaskan misteri mengapa begitu banyak budaya mengalami penurunan tiba-tiba di sekitar 2200 SM (4200 tahun yang lalu). 

Kekaisaran Akkadia, menurut mereka, dilanda kekeringan 300 tahun dan benar-benar mengering. Sebuah analisis mikroskopis kelembaban tanah di reruntuhan kota-kota Akkadian di tanah pertanian utara, mengungkapkan bahwa serangan kekeringan berlangsung cepat dan konsekuensinya parah, mulai berlangsung sekitar 2200 SM.

Pengamatan keramik dan artefak lainnya sebagai pelacakan bukti keberadaan orang Akkadia di Tell Leilan dan kota-kota utara lainnya, menunjukkan fakta pada para arkeolog tentang adanya kesenjangan 300 tahun dalam pendudukan manusia di Tell Leilan dan kota-kota tetangga. Interval tanpa tanda-tanda aktivitas manusia tersebut dimulai sekitar tahun 2200 SM.

Denga kata lain. hasil penelitian ini menggambarkan bahwa beberapa wilayah pemukiman di Timur tengah sempat kosong ditinggal pergi  penduduknya, dan sama sekali tidak dihuni manusia hingga sekitar 300 tahun lamanya.

Demikianlah jika dikatakan nabi Ibrahim hijrah ke Palestina atau ke wilayah nejev (di Israel selatan) menurut tradisi Yahudi dan Kristen, bisa dikatakan itu sama saja tidak menghindari bencana. 

Jadi, di manakah letak Ash-Sham (tempat hijrah nabi Ibrahim) yang disarankan nabi Muhammad sebagai tujuan hijrah kaum muslim akhir zaman?

Dalam tulisan sebelumnya "Rahasia di Balik Tata Letak Ka'bah" saya telah mengulas bahwa yang ingin disimbolisasi nabi Ibrahim dengan menempatkan Maqam-nya di sebelah utara Ka'bah adalah tentang eksistensinya di wilayah Bangladesh.

Bukti-bukti eksistensi nabi Ibrahim di wilayah Bangladesh telah saya ulas dalam banyak artikel lainnya, seperti:

Dan jika nabi Muhammad mengatakan bahwa wilayah yang menjadi tempat hijrah nabi Ibrahim bernama ASH-SHAM, maka, sangat mungkin itu merujuk pada wilayah ASSAM yang berada di bagian timur laut  India.

Bukan saja karena secara fonetis ASH-SHAM bisa dikatakan serupa bunyi penyebutannya dengan ASSAM, tetapi juga didukung oleh banyak tinjauan yang memiliki argumentasi yang kuat. Mulai dari tinjauan aspek filologi, yakni analisa cerita kuno dalam tradisi etnis Dimasi (pribumi), tinjauan aspek genealogi mereka, dan masih banyak lagi.

Bagi yang belum sempat membaca silahkan baca di artikel-artikel di bawah ini (sebaiknya baca sesuai urutan):

Nama tempat bernama "BASHRAH" dan sungai bernama  "DIJLAH"

Dengan konsisten pada hipotesis sebelumnya, bahwa wilayah ASSAM (di timur laut India) sebagai negeri ASH-SHAM yang dimaksud dalam hadis Nabi Muhammad, maka wilayah Bashrah, dan sungai Dijlah yang disebut Nabi sebagai "salah satu negeri dari negeri-negeri orang-orang yang berhijrah," saya pikir mestilah pula dicari di sekitar wilayah Assam.

Atas pertimbangan ini, maka wilayah BATSHAR di distrik Nalbari, Assam, menjadi opsi yang paling memungkinkan. Selain bentuk fonetis BATSHAR yang identik dengan BASHRAH, letaknya yang juga dekat dengan sungai Brahmaputra memberi penguatan. Ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis bahwa di Basrah terdapat sungai Dijlah dan sebuah jembatan. 

Letak Batshar di Assam. (Dokpri) 
Letak Batshar di Assam. (Dokpri) 

Jembatan Saraighat membentang sepanjang 1,49 km di atas sungai Brahmaputra, Menghubungkan Guwahati dengan sisi utara sungai Brahmaputra (dokpri) 
Jembatan Saraighat membentang sepanjang 1,49 km di atas sungai Brahmaputra, Menghubungkan Guwahati dengan sisi utara sungai Brahmaputra (dokpri) 

Meskipun nama sungai Brahmaputra berbeda dengan nama sungai Dijlah yang disebutkan dalam hadits, namun, ada kemungkinan sebutan 'Dijlah' itu ada kaitannya dengan bentuk kata 'Dighala' yang dalam bahasa setempat (bahasa Bengali)  berarti "panjang". 

Sementara dalam bahasa etnis lokal (etnis Bodo) bentuk 'di' ekuivalent atau setara maknanya dengan 'sungai'. Hal ini ditunjukkan oleh nama-nama sungai di wilayah ini yang umumnya berawalan suku kata 'di'. Seperti: Dikhan, Dikhu, Dikrang, Digaru, Dichu, Diputa, Diphang, Diphu, Diphlu, Dibong, Dibru, Dima, Dimla, Dimu, Dilao (Brahmaputra), Dilih, dan masih banyak lagi.

Berikut ini penjelasannya dalam buku Bengali and Other Related Dialects of South Assam...

Sudhamsu Sekhara Tunga:
Sudhamsu Sekhara Tunga: "Bengali and Other Related Dialects of South Assam", 1995: 13 (dokpri) 

Jadi, sungai Dijlah yang disebutkan dalam hadits, bisa jadi merujuk pada kata 'Dighala' yang memiliki makan 'panjang' dan mengandung bentuk 'di' yang berarti sungai. Sehingga Dighala bisa bermakna sungai yang panjang atau sungai yang lebar. Ini setidaknya sesuai dengan badan sungai Brahmaputra yang lebar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun