Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia di Balik Tata Letak Ka'bah - Bagian 2: Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah

23 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 23 Januari 2023   08:24 5839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metafora adalah gaya bahasa yang umum digunakan leluhur kita di masa kuno dalam mengungkap sesuatu. Terutama terhadap kejadian, figur, atau hal-hal apa pun yang dianggap sangat sakral dan sifatnya suci. 

Selain sebagai wujud penghormatan terhadap apa yang dianggap Sakral tersebut, kenyataannya, gaya bahasa metafora memang memiliki kedalaman atau keluasan makna yang bisa dikatakan tepinya tak terjangkau nalar - sehingga dengan demikian bernuansa kesadaran kosmis.

Penempatan Hajar Aswad di sudut timur laut, pintu Ka'bah yang diletakkan di sampingnya, dan sudut ini sebagai titik awal melakukan tawaf, adalah: rangkaian metafora atau simbolisasi - yang berbicara banyak tentang sesuatu di masa yang sangat kuno, di masa ketika semua hal (tentang manusia) baru saja dimulai.

Dalam bagian 1 saya telah mengungkap bahwa nabi Ibrahim tidak hanya membuat Ka'bah sebagai tempat ibadah bagi umat manusia dari segala penjuru dunia, tapi juga menjadikannya sebagai: tempat sarat dengan simbol-simbol teramat penting yang dapat menuntun umat manusia mengetahui asal usulnya. Dan, Hajar Aswad di sudut timur laut serta pintu Ka'bah yang ditempatkan di sampingnya, adalah "pintu masuk" kita memasuki lorong waktu itu.

Nabi Idris (atau Hermes) adalah orang yang berperan sangat penting dalam menyiapkan dan memastikan kita mampu menjelajahi lorong waktu itu. Dia mengajarkan ilmu hermeneutikanya sebagai bekal kita dalam upaya menerjemahkan simbol-simbol. Karena itu, dalam perjalanan ini, ia adalah guru kita. 

Hermeneutika adalah sebuah teori yang mengatur tentang metode penafsiran, yaitu interpretasi terhadap teks dan tanda- tanda lain yang dapat dianggap sebagai teks (Palmer, 1969).

Mengenai sosok nabi Idris atau Henokh atau Hermes Trismegistus atau Thoth dan beberapa lagi sosoknya yang lain,  telah saya bahas dalam artikel ini: Sosok Nabi Idris di Berbagai Tradisi Agama dan Mitologi, serta Rahasia yang Meliputinya.

Dalam jurnal penelitian Museum Salar Jung, disebutkan sebagai berikut: Orang pertama setelah periode Adam, yang menulis dengan pena adalah nabi suci Idris. Ia juga disebut sebagai "Hurmus Al Haramisah" dan "Al Muthallath" dengan alasan bahwa ia pernah menjadi nabi, raja, dan filsuf. Dia juga disebut "Hurmus-ul-Awwal". [Museum Salar Jung: Jurnal Penelitian SJM, Volume 6-7, 1974: 109]

Dalam bagian pertama sudah saya sebutkan bahwa Ka'bah, satu-satunya bangunan suci dan bersejarah di bumi yang sadar "realita geografis"-nya dengan mengacu pada utara sebenarnya bukan utara magnet. Ini kejujuran dan hal fundamental yang ditanamkan nabi Ibrahim dalam konsep desain yang ia terapkan pada tata letak Ka'bah.

Pilihan nabi Ibrahim untuk mengacu pada titik utara sebenarnya (bukan utara magnet yang semu), Secara filosofis, ingin menunjukkan bahwa Ka'bah yang ia bangun didasari oleh konsep dan fakta-fakta yang riil (nyata) - bukan semu atau pun imajinatif, dan bahwa hanya dengan mengikuti konsep fundamental tersebut, simbol-simbol yang ia benamkan dalam desain tata letak Ka'bah dapat terungkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun